Sabtu, 21 Januari 2017

#Day4KF : Pertemuan (yang) Terlambat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Tema hari ini: tanpa menyebutkan nama, tuliskan bagaimana pertemuan pertamamu. 


     Dirinya
Pada suatu masa, aku pernah tergelincir. Bahkan aku pernah memaksakan suatu ketidakmungkinan. Aku selalu men-semogakan harapan-harapanku. Awal pertemuan, aku dan dirinya hanyalah sesama manusia yang sedang menjalani masa orientasi. Dan secara tidak sengaja, aku dan dirinya berada dalam satu grup. Lebih dari itu, aku dan dirinya akhirnya menjadi teman satu kelas. Kemudian, ketika dihadapkan pada absensi dengan abjad berurutan; jangan ditanya lagi. Namaku dan namanya tertera hanya berbatas garis. Satu tahun berlalu, aku dan dirinya lagi-lagi berada dalam satu hal: organisasi. Begitu banyak waktu yang sudah aku dan dirinya habiskan bersama. Sayangnya, layaknya batas garis pada absensi, aku dan dirinya pun sama berbatas; berjarak dekat namun pada kenyataanya jauh. Aku menyesali pernah tergelincir, tetapi itu tidak sepenuhnya penyesalan; aku belajar bersama Dia. Belajar untuk tidak mengulanginya lagi. Belajar untuk memberi batas dengan dirinya. Kelak ketika aku dihadapkan dengan dirinya; aku tak lagi harus memutar memori dan mengulanginya.

     Kamu
Sebuah pertemuan yang menggantikan dirinya, aku tidak akan menyangka akan bertemu denganmu. Yah, inilah skenario langit. Kamu.. dimana pun kamu berada, masih kah ingat dengan ku? Pertemuan pertama aku dan kamu? Hah, mungkin saja aku seorang diri yang mengingatnya. Aku dan kamu bertemu pada suatu tempat yang tidak pernah disangka; perpustakaan, berkumpul, bercanda. Waktu itu disela-sela pergantian jam, aku dan kamu sama-sama sedang menunggu; dengan cara berkumpul dan bercanda. Waktu itu aku sedang merajut. And, I know if you look at me. Ah, itu abaikan saja. Itu hanya perasaanku. Tidak benarkan? Tentu saja! Semuanya berawal dari situ. Ketika waktu perlahan merangkak, menimbulkan percikan-percikan yang membuatku lebih berhati-hati. Lagi-lagi ini menjadi bagian yang berat bagi ku. Pasalnya, aku tidak ingin tergelincir kembali. Aku tidak ingin mempunyai batas lagi 😭 Dan sekarang, dipisahkan dengan pilihan itu membuatku berada dalam sebuah ketidakpastian; melanjutkan rasa atau menghapus rasa. Pada akhirnya, aku tahu tempatku kembali; Dia.

   Dia
Dia tidak pernah jauh. Aku yang jauh dari Dia. Dia selalu melihatku, melihat setiap langkahku, melihat hal-hal yang aku lakukan, melihat keadaanku. Dia selalu tahu awal pertemuanku dengan dirinya sekaligus kamu. Dia selalu tahu aku pernah tergelincir. Bolehkah aku menangis saat mengetahui pertemuanku dengan Dia itu terlambat? Aku bertemu dengan Dia itu sewaktu aku jatuh. Jatuh diantara hal yang aku inginkan dan hal yang tidak aku inginkan. Terlambat sudah semua waktu yang ku punya. Namun, di sisi lain, inilah jawaban tepat. Tidak ada kata terlambat, sekalipun aku menganggapnya terlambat. Saat ini, semuanya aku serahkan pada Dia. Hanya pada Dia aku menggantungkan semuanya. Entah dirinya, kamu, atau yang akan bersama dengan ku nanti. Dia--yang menciptakan aku-- pasti sudah mempersiapkan skenario terbaik.

Tidak ada pertemuan (yang) terlambat.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar