Rabu, 26 September 2018

Hidup di Usia 20 Tahun #3

Selamat malam teman-teman! 😉

Hampir aja mau ngelupain pembahasan ini, beruntung tiap kali buka blogger langsung deh keinget kalau pembahasan ini dibagi dalam beberapa part. Dan ini bakalan mengejutkan! Karena dalam part kali ini aku mau mengakhirinya, hehe...

Bukan apa-apa, tapi aku merasa sudah cukup kok teman-teman. Meskipun masih banyak kekurangan, tapi aku sudah yakin kalau sebenarnya pembahasan kali ini sudah cukup. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengikuti part ini. :)
Oke, karena ini part terakhir. Aku akan langsung aja pembahasannya, supaya lebih efektif dan tidak bertele-tele. Pasti pada bosan kan? Iya, aku tahu kok. Tapi kalo bosan ngomong, jangan ngilang gitu aja! *eh ini malah ngapa yak?*

Memasuki usia 20 tahun, semakin banyak keputusan yang kita ambil. Aku pernah menekankan sebelumnya bahwa di usia ini aku merasa tidak ingin salah langkah. Tidak ingin gegabah. Segala sesuatunya harus dipikirkan matang-matang. Kalau kurang matang ya dimasak lagi aja! (eh ini apa?)

Disamping itu, kita yang berusaha mempertanyakan hidup kita, tetapi kita juga berusaha untuk menjawabnya. Kenapa? Rasa penasaran kita akan kehidupan semakin meningkat. Kita akan terus mencari dan mencari. Idealisme kita tumbuh dan berkembang dengan pesat. Meski begitu, kita harus tetap realistis bahwa kehidupan kita di dunia akan sama saja. Bukankah dunia ini fana? Benar. Suatu saat manusia akan meninggalkan dunia ini. Lantas, apa yang membuatnya berbeda? Cara pandang kita!

Dalam kesehariannya, setiap kali dihadapkan oleh masalah, manusia akan menanggapinya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang santai-santai saja, ada yang super serius, ada yang khawatir. Bermacam-macam. Lalu, bagaimana dengan kita? Menurutku, yakini prinsip bahwa didalam kehidupan ini Tuhan sudah mengaturnya. 😊 Lantas, apa tugas kita? Mempersiapkannya...

Nah, menurutku untuk mempersiapkannya yang kita butuhkan adalah mental dan komitmen. Cara pandang kita terhadap hidup jika tidak kita perbaiki, maka akan terasa sama saja. Kalau dukungan mental sudah menjadi dasar dalam mengambil langkah, kedepannya kita bakalan siap untuk melalui segala kemungkinan yang terjadi. Dan juga, harus dibarengi dengan komitmen, seberapa tahan diri kita dengan rintangan? Nggak ada yang menjamin, tapi berkomitmen untuk bertahan dalam suatu pilihan itu penting!

Sudah mulai khawatir kan? Iya, khawatir sama keputusan yang akan kita buat. Aku sendiri juga begitu dan aku merangkum dalam beberapa poin dibawah ini :
1. Keyakinan
Salah satu yang harus menjadi worries kita adalah keyakinan kita terhadap sang Pencipta. Apa benar kita sudah menjadi makhluk ciptaan-Nya yang taat? Atau justru semakin dewasa, kadar keimanan kita terhadap Tuhan justru semakin menipis? Nah, itu perlu dipertanyakan ke diri sendiri...

2. Kesehatan
Sudahkah seminggu sudah ngeluangin waktu buat olahraga? Jawabanku: belum! Semakin banyak kesibukan, semakin banyak menyita waktu. Padahal olahraga itu penting supaya badannya juga fit. Nggak hanya kesehatan badannya aja, tapi kulitnya juga. Mulai perhatian sama tubuh itu perlu, pakai skincare dan bodycare supaya kulitnya tetap terjaga, nggak mau kan umur 20an tapi keliatan 30an? Jelas enggak!!! 😅

3. Keuangan
Aku sendiri saat ini masih berstatus menjadi seorang mahasiswi dan mulai khawatir tentang keuangan sendiri. Apalagi keinginan beli ini itu, pergi kesini kesitu, dan masih banyak lagi, nggak kuat aku tuh :'( Perlu banget yang namanya personal budgeting alias anggaran untuk pribadi. Ini penting! Buat mengontrol pemasukan dan pengeluaran, apalagi buat yang masih single, sekalian latihan sebelum mengatur keuangan keluarga. Nah! 🙈

4. Rencana Hidup
Mulai khawatir sama rencana hidup? Banget! Apalagi di usia 20an, baru saja selangkah menginjakkan kaki di usia kepala dua, mulai kepikiran nanti setelah lulus kuliah mau ngapain, kuliah kerja? atau nikah? Nah, hal yang perlu dipersiapkan dari sekarang. Mulai dikira-kira mau lanjut S2 itu kapan, mau kerjanya kapan: apakah nanti setelah lulus S1 lalu nyambil S2 atau nanti setelah S2, target menikah itu juga perlu, buat siap-siap calonnya :D eh yang terpenting persiapkan diri juga! 😄

Poin-poin itu sebagian besar sudah mulai (bisa) dikhawatirkan dan dicari jawabannya. Ada masanya dimana seseorang akan mengkhawatirkannya, dititik itu rasanya memang membuat down, but... trust me it works! *malah iklan*

But, life must go on! Kita tidak tahu diberikan umur sampai tahun ke berapa, yang ada hanyalah kita menjalani hidup sesuai dengan skenario sang Pencipta dan sebaik-baiknya dimanfaatkan karena hidup cuman sekali. 😉

Oke, aku merasa sudah cukup yang aku sampaikan. Jadi, bagaimana kekhawatiranmu tentang usia 20an? Share di kolom komentar ya! :)

Minggu, 23 September 2018

[REVIEW BUKU]: DEAR NATHAN - ERISCA FEBRIANI

Selamat malam menjelang pagi, teman-teman! 😁
Judul Buku : DEAR NATHAN
Penulis : ERISCA FEBRIANI
Penerbit : BEST MEDIA ( PT MELVANA MEDIA INDONESIA)
Tebal Buku : 528 halaman
Tahun Terbit : Mei, 2016 (Cetakan Ke-5)

SINOPSIS :
Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu bernama Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gossip anak satu sekolah.

Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi, yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi; yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi.

Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan, dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.

 ***

“Dear Nathan itu keren. Benar-benar khusus buat anak-anak muda di masa sekarang. Pokoknya rekomendasi banget! semua anak muda harus baca cerita ini.” ---POPPI PERTIWI, Novelis

“Saya dibuat tersenyum sepanjang cerita dengan kekonyolan khas anak SMA. Ditambah gaya penuturan luwes seakan mengilas balik memori saya sewaktu duduk di bangku SMA. Good job, Ris!” ---LM Cendana, Novelis

“Novel ini pecah! Bukan hanya membuat pembaca suka dengan Nathan, tapi di cerita ini mengajarkan kita tentang arti persahabatan, kekompakan, pentingnya keluarga, dan belajar dari masa lalu.” ---WULAN D, Reader

“Cerita yang powerfull dan sukses buat pembaca penasaran dengan kelanjutannya. Love story antara Nathan dan Salma pun selalu bikin baper! Alur yang pas serta penulisan yang sempurna, menambah nilai tinggi pada cerita ini. Intinya, love it so much, and have fun for the novel.” ---HOLANGGG, Reader

“Aku membaca novel ini di tengah skripsiku dan novel ini sukses bikin aku lupa harus lanjutin skripsi supaya lulus tepat waktu. Erisca punya daya magis untuk membuat pembacanya duduk diam hingga halaman terakhir bukunya. Jangan sampai kamu lewatkan kejutan di bagian akhir.” ---DWITASARI, Penulis Bestseller Raksasa dari Jogja

REVIEW :
Dear Nathan adalah novel pertama karya Erisca Febriani. Penulis yang akrab disapa Eris atau Risca ini mempunyai hobi menulis, yang merupakan salah satu hobi yang digelutinya sejak SMP. Sebelumnya, Erisca pernah membagikan cerita Dear Nathan melalui Wattpad yang akhirnya diterbitkan menjadi novel. Kesan pertamaku membaca novel ini karena aku tertarik sewaktu tahu film-nya sudah rilis. Hwaaa, kedua kalinya korban film terus jadi penasaran sama novelnya. Sebenarnya, setiap kali aku mereview novel, ada rasa nggak PD soalnya takut aku bakalan spoiler, tapi semoga aja enggak! xD

Pertama kali lihat cover bukunya, menarik! Karena ternyata dari covernya mampu menjelaskan keseluruhan isi novel (P.S: kalau sudah baca sampai akhir pasti bakal paham!). Aku suka konsep dan warnanya, nggak kontras dan tetap sederhana. Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, membuat pembaca diajak untuk mendalami setiap karakter maupun cerita yang disajikan. Novel ini juga menggunakan alur maju-mundur, jadi selain pembaca diajak menikmati alur cerita, pembaca juga diberi penjelasan awal mula terjadinya cerita tersebut.

āąĻāąĻāąĻāąĻāąĻ

Bercerita tentang Salma Alvira, cewek pintar dan belum pernah mengerti rasanya dunia pacaran. Salma yang terlambat datang ke sekolah justru dipertemukan dengan Nathan, cowok nakal yang sering menjahili teman-temannya. Salma akhirnya dibantu oleh Nathan untuk masuk gedung sekolah meski terlambat, menjadikan Salma bertanya-tanya tentang siapa Nathan. Salma yang merupakan anak pindahan mempunyai teman seperti Rahma, Meysha, Orlin dan Afifah (teman Salma yang satu kelas dengan Nathan).

Cerita berlanjut dengan PDKT ala Nathan mulai dari membopong Salma ke UKS gara-gara Salma melihat Nathan sedang berantem didepannya langsung yang membuat Salma pingsan, Nathan yang merasa bersalah akhirnya meminta nomor hape Salma melalui Rahma (teman sekelas Salma) hanya untuk memastikan keadaan Salma.  Lalu, Nathan juga pernah membantu Salma sewaktu dia digodain kakak kelasnya. Saat itu wajah Salma yang pucat dan terlihat seperti ketakutan, membuat Nathan tidak tega melihatnya dan mengantarkan Salma pulang.

Dari situlah Nathan mulai mendekati Salma. Salma yang kaku dan bersikap dingin, membuat Nathan selalu mencari-cari cara untuk terus mendekati Salma. Meskipun begitu, Salma masih tetap berhati-hati dengan cowok seperti Nathan, dirinya takut kalau hanya dipermainkan, sampai Nathan menyakinkan Salma dengan ucapan, “Meskipun saya tampangnya berandalan, tapi saya amat sangat menghargai perempuan. Perempuan itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan bakal bisa balik kayak semula. Gimanapun caranya.” (hal. 95). 

QUOTES TER-GEMESSS:
"Coba deh sekali-kali kamu main ke hati saya, siapa tahu betah."
---Nathan (Hal. 183)

Memasuki bab-bab selanjutnya, pembaca akan diajak untuk menyelami cerita Salma dengan kesibukannya menjadi pengurus OSIS yang membuatnya berhadapan dengan Aldo---ketua OSIS ganteng nan pintar---, latihan marching band, hingga pernah dilabrak oleh Dinda---seniornya---yang suka sama Nathan. Pembaca juga diajak untuk menyelami kisah Nathan yang jahil, nakal, terkenal seantero sekolah dan satu-satunya junior yang dekat dengan kakak kelas seperti Adit, Budi, dan Gery.

Dibalik kenakalannya, Nathan mempunyai pengalaman yang menyakitkan di masa lalu. Ditinggalkan Seli---sahabatnya---disaat dia membutuhkan seorang teman dan dia sangat terpukul karena kematian saudara kembarnya dan kondisi Mamanya yang diasingkan di sebuah paviliun karena penyakit yang dideritanya semenjak kehidupannya berubah. Sementara itu, Papanya memilih untuk meninggalkan Mamanya dan menikah lagi. Hal itu membuat Nathan tertekan dan melampiaskan rasa sakitnya diluar rumah. Novel ini tidak hanya menyajikan cerita tentang kisah asmara masa SMA semata, tetapi juga tentang keluarga dan persahabatan.

āąĻāąĻāąĻāąĻāąĻ

Novelnya bikin ketawa ketiwi kalau inget zaman-zaman SMA yang mulai PDKT gitu, tapi tetap pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis dapat diterima oleh pembaca. Novel ini termasuk dalam bacaan ringan karena dikemas dengan bahasa sehari-hari yang ringan untuk dipahami. Membaca novel ini sekilas seperti novel Dilan karena sama-sama memiliki setting sekolah. Disamping itu, kelebihannya adalah penulis menggambarkan sosok karakter utamanya sangat kuat. Meskipun perbedaan karakter antara Salma dan Nathan sangat kontras, tapi bisa mengimbangi satu sama lain. Nathan yang sebenarnya petakilan, bisa menjelma menjadi sosok yang lembut dan manis dihadapan Salma. Mengikuti kisah Salma dan Nathan bikin gemas, tapi mereka sweet banget dan Nathan juga bikin baper. Kemarin aku habis dibikin baper sama Dilan, sekarang Nathan. Hmm, rasanya… biasa aja! 😋 *ditampol warganet*

Aku suka dengan tokoh Nathan. Well, bukan karena gombal-nya. Tapi karena sifat dan sikapnya sih, yang langsung menunjukkan apa yang dia sukai maupun apa yang tidak disukai. Yang kemudian bikin aku ngaca, aku belum bisa kayak gitu, soalnya aku orangnya nggak enakan. (Tidak baik untuk dicontoh) 🙈 Membaca novel ini membuatku belajar tentang menghargai sebuah pengorbanan, sebuah perasaan, dan terlebih lagi berdamai dengan diri sendiri, mau menerima dan memaafkan apa yang sudah terjadi. Poin terakhir, jujur, rasanya berat sekali. Ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, disitu rasanya ingin menyerah. Tapi waktu? Tidak bisa kembali diulang, yang ada hanyalah bagaimana caranya untuk memperbaiki yang sudah terjadi. Baper euy! 😓

Menurutku, kekurangan dari novel ini adalah tokoh-tokohnya. Tokoh-tokoh yang menurutku itu cukup menganggu itu sebenarnya teman-temannya Salma dan Nathan. Menurutku, Salma berteman dengan 2 orang saja cukup, tapi ini sampai 4 orang. Sedangkan teman-teman Nathan yang cukup mengganggu adalah kakak kelasnya, padahal novelnya juga menceritakan bagian teman sekelas Nathan, yang menurutku itu sudah lebih dari cukup didalam cerita. Dan lagi, bahasa yang digunakan tokoh utama, Nathan, menurutku itu terlalu baku karena menggunakan 'saya-kamu' dan nggak nyambung kalau disejajarkan sama 'elo-gue'. Sewaktu membacanya, aku sebenarnya bingung, karena membaca kan sekaligus membatin ya? Nah, rasanya aneh pas baca 'elo-gue' terus jadi 'saya-kamu'. Karena novel ini hampir dekat dengan kejadian di sekolah, aku menemukan bagian-bagian yang kurang logis. Dan juga, tebal novel ini membuat ceritanya terlalu bertele-tele. Menurutku, ada bagian yang dipangkas atau dipersingkat nggak bakalan mengganggu jalannya cerita kok! hehe...

But, overall, aku menikmati membaca novel ini. Aku juga sangat bangga dengan Erisca, secara sesama lahir tahun 98, dia sudah berhasil menerbitkan beberapa novel, lah aku mah apa atuh? Sampai sekarang masih jadi rempehan peyek. Kamu keren, Ris! Memotivasiku untuk terus menulis! 😍 Aku merekomendasikan buku ini buat teman-teman yang pengen bacaan ringan dan mudah dipahami sekaligus dekat dengan kehidupan masa SMA, ya sekalian nostalgia gitu, hehe! Untuk novel ini aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang.

Ditunggu ya, review seri selanjutnya. See you!

THE BEST PART
"Seorang Ayah berbeda dengan ibu yang dengan gamblangnya dapat menunjukkan emosi dan perasaan. Marahnya seorang ayah adalah diam. Tangisnya seorang ayah adalah diam. Bahagianya ayah adalah diam. Kecewanya ayah adalah diam. Ayah adalam makhluk tanpa ekspresi yang sebenarnya menyimpan jutaan perasaan dalam dadanya." - hal. 456

Minggu, 09 September 2018

Hidup di Usia 20 Tahun #2

Selamat malam, teman-teman! 😉

Hari ini aku mau melanjutkan pembahasanku tentang usia 20 tahun. Seperti yang aku tuliskan kemarin dibagian akhir blog, aku memang sengaja membagi pembahasan kali ini kedalam beberapa part, menurutku supaya nggak terlalu berat juga, hehe... rindu kali yang berat #uhuk

Usia 20 tahun memang tidak ada habisnya untuk dibahas. Setidaknya itu menurutku saat ini, karena memang aku benar-benar sedang mengalaminya. Usia ini adalah usia pertama kali kita menginjakkan langkah pertama setelah mengalami masa remaja. Di umur belasan atau biasa disebut teenager segala hal memang tidak terlalu seserius sekarang ini, karena masih ada campur tangan orang tua. Meskipun di usia sekarang ini pun masih terbantu orang tua, tapi sudah tidak seperti dulu lagi, karena di usia ini benar-benar momen bahwa ini adalah hidup yang akan kamu jalani.
Images by Google (with edit)
Menjawab beberapa pertanyaanku yang kemarin. Setelah aku memikirkannya berulang kali, banyak bertemu dengan orang-orang, banyak membaca buku, banyak searching, untuk mempelajari usia ini. Jawabannya sudah cukup banyak membantuku untuk kembali merenung akan hidupku ini. Ya, usia sekarang tidak bisa memutuskan pilihan secara saklek, butuh pertimbangan-pertimbangan supaya tidak menyesal dikemudian hari.

Hal ini tentu saja berat. Tidak mudah mengambil keputusan, tapi harus! Mau tidak mau... Bagiku, jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku kemarin, ada beberapa keputusan yang ingin aku sampaikan disini...

1. Tujuan hidup setiap orang itu berbeda-beda. Kemarin aku menuliskan untuk tidak mencomot kutipan dari manapun, tapi kali ini izinkan aku mengambil satu ayat, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" - QS. Adz-Dzariyat : 56. Kembali menyadarkanku akan apa yang sebenar-benarnya menjadi tujuan hidup diciptakannya aku; seorang manusia.

2. Hal sederhana yang sebenarnya kita cari terkadang memerlukan jalan yang berputar. Ada yang dengan cepat menemukannya dan ada pula yang tidak begitu cepat menemukannya. Semua ada masanya. Seperti saat mencari apa yang diinginkan dalam hidup. Keinginanmu sederhana. Bahagia. Itu saja. Tetapi untuk mendapatkan kebahagiaan, ada halangan dan rintangan yang harus dihadapi. Lantas, apa benar yang selama ini aku cari hanya kebahagiaan semata? Tentu saja tidak. Kesedihan dan kebahagiaan itu seperti mata uang koin, saling bersisian. Tidak bisa dipisahkan. Tetapi uang koin, tentu saja bisa digunakan, untuk membeli permen misalnya. Seperti itulah hidup dan tentu saja yang aku cari; hidup yang dapat digunakan atau bermanfaat! 😊

Kedua hal itulah yang akhirnya aku temukan. Kelihatannya mudah, tetapi kalau boleh jujur, susah sekali mendapatkan jawabannya. Untuk bagian ketiga dari pertanyaan kemarin, akan aku jawab di postingan selanjutnya. Kali ini aku cukupkan sekian, berfaedah atau tidak, semoga tetap berfaedah! 😋 #edisimaksa

See you, guys! 😉🙌

Rabu, 05 September 2018

Wujudkan Mimpi Dengan ASUS VivoBook Flip 14 TP410

Selamat sore menjelang senja, teman-teman! 😉

Tahun ini aku sudah memasuki semester 5 nih, guys! (eh ketauan deh kalo udah semester tua, hiks 😅). Aku kuliah di jurusan Manajemen, dimana sistem perkuliahan banyak pembahasan teori dan presentasi. Tapi, disamping itu, aku juga punya kesibukan lain yaitu organisasi. Aku ini emang tipikal mahasiswa kura-kura alias kuliah-rapat-kuliah-rapat. Nah, didalam organisasi ini juga sama nih, butuh yang namanya presentasi, apalagi kalo pas ada event. Hmmm, butuh banget yang namanya presentasi buat nyiapin panitianya, anggarannya, keperluannya dan yang lainnnya.

Kuliah aja sudah cukup menyita waktu, ditambah dengan kesibukan organisasi. Lalu apa kabar dengan mimpiku? Nah, kadang yang bikin rewel ya ini... sejak setahun yang lalu, laptopku sudah nggak bisa diandalkan lagi. Baterai laptopku nggak mau pisah sama colokan, jadi pengennya deketan terus, kayak kamu sama dia #eh. Kalau pas mati listrik? Wassalam... nggak bisa ngerjain tugas, nggak bisa posting blog, pokoknya nggak bisa ngidupin laptop 😭 Layarnya juga sudah nggak berfungsi, soalnya warnanya jadi putih semua. Tapi kalau mesinnya masih bisa dipakai, jadi kalau mau dipake harus disambung ke monitor pake kabel VGA. Ribet kan? Ribet banget! 😭 Nah, otomatis laptopnya nggak bisa dibawa kemana-mana. Masak iya mau bawa laptop sekalian monitor? Berattt -_-

Padahal tahun ini aku pengen mewujudkan mimpiku menjadi seorang blogger. Dimana aku membutuhkan laptop yang siap aku bawa kemana-mana buat aktif posting di blog. Karena kalau pakai laptop yang sekarang ini harus nunggu aku pulang dulu, baru deh bisa ngidupin laptop dan ngerjain tugas-tugas lalu posting blog. Nggak efektif banget kan? Pulang-pulang biasanya udah tepar duluan ketimbang ngerjain semua itu. Nah, beberapa hari yang lalu, waktu aku scroll instagram, nggak sengaja baca blog competition ini di IG-nya Mak Uniek dan aku tertarik buat ikutan. Woah, this is for the first time ikutan lomba blog xD

Dari dulu aku memang udah naksir sama brand ASUS karena produk-produknya selalu inovatif banget dan laris di pasaran. Fitur-fitur yang ditawarkan pun sangat menggoda. Salah satunya adalah ASUS VivoBook Flip 14 TP410, yang bikin aku pengen cepet-cepet ganti laptop. Penasaran nggak sih sama laptopnya? Yuk simak pembahasanku ini...

Apa sih ASUS VivoBook Flip 14 TP410?

ASUS VivoBook Flip 14 TP410 adalah laptop fleksibel yang berukuran 14 inci dengan fitur NanoEdge dan tampilan full HD. Laptop ini mempunyai body yang tipis dan ringan dirancang untuk memudahkan aktifitas mobile. Bisa digunakan sebagai laptop atau tablet yang praktis.

Terus, gimana sih performa ASUS VivoBook Flip 14 TP410?
1. Backlit keyboard
Keyboard ASUS VivoBook Flip 14 ini mempunyai tombol ukuran penuh dan jumlah key travel yang tepat sehingga nyaman buat ngetik. Ditambah dengan tombol backlit yang memiliki kontrol cahaya sekitar, bikin tetep produktif walaupun lagi ditempat yang gelap
2. Ultra-accurate touch
VivoBook Flip 14 TP410 dirancang dengan sensitivitas terhadap sentuhan jari, jadinya gampang kalo pas mau presentasi atau nge-blog
3. Audio SonicMaster
Teknologi ASUS SonicMaster dikembangkan oleh tim ASUS Golden Ear dan ICEpower yang dirancang untuk memberikan suara yang luar biasa. Cocok nih buat dengerin lagu sambil ngerjain tugas-tugas atau nge-blog 😄
4. Didukung dengan Windows 10 dan prosesor Intel Core i3/i5/i7 serta dilengkapi CPU hingga MX 130 NVIDIA GeForce, ngedukung banget buat ngerjain tugas dengan cepat, jadi nggak ada lagi deh ngadat atau ngeblank pas dipake
5. Memori 8 GB DDR4 dan 1 TB HDD, pas banget buat mewujudkan fitur infografis dan video di blogku ini, soalnya kalau pakai laptopku yang sekarang, software yang mau aku pakai itu nggak bisa diinstall gara-gara nggak kompatibel sama laptopnya 😧
6. Ketahanan baterai yang awet dilengkapi dengan teknologi ASUS Battery Health Charging untuk melindungi baterai laptop dan bisa disetting otomatis untuk menghentikan pengecasan laptop
7. Mudahnya konektivitas karena VivoBook Flip 14 memiliki fitur Bluetooth 4.1 dan dual-band 802.11ac Wi-Fi berdaya rendah terbaru, yang lebih handal dan maksimal 6X lebih cepat. Kebayang dong kalau mau puas wifi-an di kampus? Wkwk, para pemburu wifi nih 🙊 sebelum jadi wife #eh
8. ASUS VivoBook Flip 14 memiliki banyak port yang bisa digunakan untuk transfer data dengan cepat. Diantaranya ada 1 port SD Card, 1 port USB C, 2 port USB 2.0, 1 port USB 3.0, dan 1 port HDMI

Terus apa saja kelebihan ASUS VivoBook Flip 14 TP410?
1. Tipis, ringan dan elegan
Laptop ini mempunyai ketebalan 19,2 mm dengan berat 1,6 kg dan material berbahan alumunium, yang membuat laptop memiliki kesan elegan tapi tetap ringan buat dibawa kemana-mana
2. NanoEdge Display
ASUS VivoBook Flip 14TP410 didukung dengan layar berukuran 14 inci, 8mm Slim Bezel, dan 78,7% Screen-to-Body Ratio, ditambah dengan 1920X1080 Full HD serta 178˚ Wide-View Technology menjadikan kontras warna semakin tajam dan tampilan lebih lebar
3. Fingerprint sensor
Dengan sensor sidik jari touchpad terintegrasi dan dukungan Windows Hello, kita nggak perlu mengetik kata sandi, tinggal tempelin sidik jari kita, cuss kebuka deh...
4. Dibekali dengan engsel tahan lama yang sudah teruji bisa dibuka-tutup selama 20.000 siklus sehingga VivoBook Flip 14 TP410 aman digunakan atau mau dibuka-tutup berulang kali juga bisa 😂 dan ada juga nih yang spesial, apa sih spesial-nya? 
ASUS VivoBook Flip 14 TP410 ini bisa digunakan dengan empat mode, wah... apa aja tuh?
-    Media Stand, bikin presentasi jadi mudah...


-    Powerful laptop, bisa dipakai pas ngetik tugas atau nge-blog



-    Responsive tablet, sim salabim... seketika laptopnya jadi tablet

-    Shared viewer, hmm... kalo ini mah bisa dipake buat nonton 😆
Aku iseng bikin infografis nih, semoga membantu ya, guys! hehe
Wah, bener-bener laptop impian banget kan? Udah canggih, performanya mantap, bisa aku bawa kemana-mana karena mendukung kegiatanku dan bisa mewujudkan mimpiku menjadi seorang blogger dengan #ASUSLaptopku. Jadi, tahun #2018GantiLaptopASUS semoga segera terwujud. Aamiin... 😊🙏
https://www.uniekkaswarganti.com/2018/08/asus-laptopku-blogging-competition.html
Artikel ini diikut sertakan dalam lomba ASUS Laptopku Blogging Competition by https://www.uniekkaswarganti.com/

See you, guys! 😉

Senin, 03 September 2018

Hidup di Usia 20 Tahun #1

Selamat malam menjelang pagi, guys!

Setiap orang pasti punya masanya sendiri-sendiri, dimana dia benar-benar merasa gamang atas hidupnya. Tidak selalu sama, tapi pasti terjadi. Masa-masa dimana dia merasa di titik terendah dalam hidup. Masa-masa dimana dia banyak merenung dan berpikir. Aku sendiri baru-baru ini galau karena aku merasa stagnan dihidupku. Tahun 2018 ini, aku berusia 20 tahun. Tahun dimana aku merasa benar-benar mulai merasakan "hidup" dengan segala kegundahannya. Hingga muncul bermacam-macam pertanyaan tentang hidupku ini.

Kegalauanku bertumpu pada sebuah pertanyaan: "akan kemanakah aku membawa hidupku?". Aku yang selama ini enjoy dengan hidupku, dengan perubahan yang aku alami selama beberapa tahun terakhir, mendadak kembali menjadi beku. Rasanya sebelumnya baik-baik aja, tapi ini? I'm stuck on my way. 😭
Image by Google (with edit)
Berawal dari pertanyaan itu, kemudian beranak pinak, entahlah dia menikah dengan siapa... *ditabok warganet* Yang jelas, aku merasa beban hidupku semakin berat. Satu pertanyaan saja sudah berat, apalagi dengan anak-anaknya. Lalu, apa aja sih pertanyaan-pertanyaan galauku itu? Ini dia...

1. Apa tujuan hidupku?
Pertanyaan ini yang sampai sekarang aku belum bisa jawab. Kenapa? Aku bisa saja mencomot kutipan dari mana aja buat menjawab pertanyaan ini, tapi apakah itu bisa menjawab pertanyaanku? Justru enggak kan? Karena jawabannya ada dalam diriku sendiri, bukan kutipan, bukan orang lain.

2. Apa yang aku cari dalam hidupku?
Nah, ini dia... kalau aku banyak menuruti keinginanku selama hidup, aku yakin nggak bakalan kelar. Karena setiap manusia punya rasa tidak puas dan punya nafsu yang menggebu-gebu untuk mendapatkan keinginannya. Aku sebagai manusia biasa juga merasakan itu semua, tak terkecuali kalian. Yang membatasi keinginan kita itu cuma ada dua: pondasi agama dan keadaan. Kok gitu? Islam mengajarkan untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita punya, dengan begitu manusia tidak akan terus menerus merasa kurang. Ditambah lagi keadaan, hidup setiap manusia memang berbeda-beda, ada yang diatas dan ada yang dibawah, keadaan/kondisi lingkungan menciptakan pribadi sebagai manusia yang senantiasa realistis, sehingga itu menjadi pembatas keinginan kita, kalau kita ingin sesuatu, ya artinya kita harus berusaha. Begitu juga dengan aku, aku hanya bisa berusaha untuk memenuhi "mimpi"-ku bukan "keinginan"-ku. Mimpi dan keinginan adalah dua hal yang berbeda ya, guys!

3. Apa jalan yang akan ku pilih?
Hal terakhir yang aku masih gamang ya pertanyaan ini, setelah aku beberapa pertanyaanku diatas dan juga setelah merenung lalu berpikir, selanjutnya adalah langkah apa yang akan aku pilih. Lebih tepatnya yang akan aku jalani. Hidup itu seperti di persimpangan. Selalu dihadapkan dengan pilihan. Pilih belok atau lurus. Mau tidak mau. Mudah tidak mudah. Memang harus dipilih. Kalau nggak pilih, justru hidup kita berjalan ditempat alias stagnan. Dan seperti sebuah persimpangan, setiap jalan yang kita pilih akan memberikan kita medan yang baru. Begitu juga hidup, setiap pilihan yang kita ambil akan memberikan kita tantangan yang baru. Akan memberikan kita konsekuensi.

Setiap pertanyaan itu beriringan dengan jawaban, yang dibutuhkan hanyalah waktu. Waktu untuk mempertemukan keduanya. Ya, aku sendiri nggak mudah untuk menjawab semua pertanyaanku itu, tapi bukan berarti aku menyerah dan tidak mau menjawab. Karena jawaban itu ditemukan, bukan dicari.

Oiya, untuk pembahasan kali ini, aku membagi menjadi beberapa part. Jadi, setelah postingan ini akan ada lanjutannya. Karena aku merasa kalau postingan ini aja belum cukup menjawab rasa penasaran aku, maupun teman-teman. (kok aku PD banget ya temen-temen bakalan nyari jawabannya di postinganku ini? 😅 padahal tulisan lain jauh lebih baik daripada punyaku, tapi nggak apa-apa sih, aku menulis bukan hanya untuk memuaskan aku sendiri kok, siapa tahu bermanfaat buat yang baca 😊)

See you next post! 😉