Kamis, 31 Januari 2019

[REVIEW BUKU]: hellogoodbye - Memaknai Pertemuan dan Perpisahan

Judul Buku :  hellogoodbye
Penulis :  Ayuwidya
Penerbit :  Penerbit Qanita (PT Mizan Pustaka)
ISBN : 978-602-9225-52-5
Tebal  Buku :  160 halaman
Terbit : Cetakan I (Juni, 2012)

SINOPSIS :
Hidup adalah rangkaian persimpangan,
tempat manusia bertemu dan berpisah

Indah, seorang diplomat yang bertugas di KBRI Korea. Dia menikmati kesendiriannya. Tanpa ikatan, tanpa teman. Kala sebuah tugas mewajibkannya menjaga Abi, seorang pelaut Indonesia yang jatuh sakit di Korea, Indah keberatan. Apalagi Abi seorang pria menyebalkan, rewel, susah didekati, dan banyak tuntutan. Indah melakukan tugasnya setengah hati. Mencatat kondisi kesehatan Abi, berkonsultasi dengan dokter, dan mengawasi asupan obatnya. Bisa dibilang Indah sebagai babysitter Abi yang tak mau mendengar semua saran dari dokter dan dirinya. Seakan pria itu memang ingin mati.

Indah tak sabar menunggu kedatangan kapal yang akan membawa Abi pergi dari hidupnya. Namun, lambat laun, kedua hati yang beku itu meleleh. Memunculkan luka-luka yang tersembunyi. Luka-luka yang kemudian mereka bagi dalam kesunyian. Dan tatkala hati mulai tertambat, perpisahan pun tak terelakkan .... Akankah hidup mereka bersimpangan kembali? Ataukah perjumpaan mereka hanyalah persimpangan sementara yang takkan kembali?

Sebuah kisah tentang perjalanan.
Kadang hidup tak harus sampai tujuan yang diinginkan untuk terasa indah.
---Rio Dewanto

Novel yang mengisahkan perjumpaan dan perpisahan. Dan bagaimana sebuah persimpangan hidup bisa mengubah sepotong hati.
---Atiqah Hasiholan

Dari ribuan perjumpaan dan perpisahan, ada satu yang bisa mengubah hidup seseorang. Memesona!
---Kenes Andari

REVIEW :
Saya tahu buku ini karena sudah menonton filmnya lebih dulu. Saya kira film tersebut adaptasi dari novel ini, ternyata kebalikannya, novel ini adalah adaptasi dari film tersebut. Padahal cover buku ini sudah ditulis: berdasarkan skenario Titien Wattimena, haduh, saya kok nggak ngeh, wkwk.
Ohiya, sebelumya saya juga pernah membahasnya di instagram saya. Waktu itu saya sedang mengikuti challenge 30 Hari Bercerita, kalau penasaran bisa cek instagram saya: @wardhinaaa.

೦೦೦೦೦

“Hidupku dimulai waktu Ibu melambaikan tangan, waktu dia melepasku pergi dari rumah, kalau kamu?” tanya Abi
“Nggak tahu,” jawab Indah, singkat.
“Nggak tahu? Katanya kamu selalu punya tujuan dalam hidup.”
“Hubungannya sama pertanyaan kamu yang tadi?”
“Gimana kamu bisa sampai tujuan kalau kamu nggak tahu titik awalnya?”
Kini, aku yakin di mana titik awal itu. Di sini. Di tempat pertama kali aku melihat dia. Mungkin sekaligus tempat terakhir kali aku bisa melihatnya. Jadi, bagaimana aku harus menyapanya saat aku berdiri di titik akhir sekaligus titik awal ini? Hello? Goodbye?

೦೦೦೦೦

Kutipan diatas adalah sepenggal prolog dari novel ini. Bercerita tentang sebuah pertemuan dan perpisahan yang singkat. Bermula ketika Indah sedang bertugas menemani ibu-ibu pejabat yang sedang berlibur. Bagi Indah itu membosankan, karena kebanyakan dari mereka ingin berkeliling kota Busan, tapi ujung-ujungnya minta diantarkan ke pusat perbelanjaan. Indah tidak menikmati penempatan kerjanya di kota ini, karena tidak seperti apa yang dia bayangkan. Dia lebih banyak diam, jika lelah dia bercerita dengan memainkan boneka hanji-nya atau terkadang bercerita dengan Mbak Puri (teman se-apartemen sekaligus teman kantornya) tetapi tidak banyak yang diceritakan.

Suatu ketika, Indah diminta Pak Viktor---atasannya---ikut ke pelabuhan. Sesampainya disana, ada seorang ABK yang sedang sakit dan terpaksa harus dirawat. Karena ABK itu seorang WNI, dia menjadi tanggungjawab KBRI dan Indah kebagiaan untuk mengurusinya. Mau tidak mau Indah menyanggupinya, meski dalam hati ia mengeluh: berurusan dengan orang sehat saja menyebalkan, bagaimana berurusan dengan orang sakit?

Setelah itu, Indah lebih sering berkunjung ke rumah sakit untuk mengecek kondisi ABK itu, yang kemudian diketahui bernama Abimanyu, panggilannya Abi. Seorang ABK yang divonis terkena penyakit jantung. Abi adalah seorang yang keras, terlihat dari garis wajahnya dan perangainya. Dan kemudian terbukti, ketika Abi memarahi suster karena tidak mau minum obat dan dia keukeuh bahwa dirinya baik-baik saja.

Indah pun terus menerus mendekati Abi---bukan karena keinginannya---melainkan karena tugasnya untuk mendapatkan informasi tentang Abi. Indah yang dingin berhadapan dengan Abi yang keras kepala. Membuat mereka lebih banyak berdebat daripada mengobrol. Tetapi lama-lama mereka berdua akhirnya melebur, Abi merasa bersalah karena terus bersikap keras terhadap Indah, sedangkan Indah tidak tega melihat Abi. 

Hingga kemudian pertemuan itu membuat keduanya saling belajar satu sama lain. Dari Indah, Abi belajar tentang sebuah tujuan. Sedangkan dari Abi, Indah belajar tentang menikmati sebuah perjalanan. Pertemuan itu juga membuat keduanya saling memiliki perasaan yang tidak dapat diungkapkan, tetapi dapat mereka rasakan. Meskipun mereka sama-sama tahu, pada akhirnya hanya ada satu jalan untuk mereka: berpisah.

“Dari awal, kita memang cuma punya satu pilihan setelah semua ini selesai. Berpisah.” – Abi kepada Indah (hal. 145)

౦౦౦౦౦

Novel ini sangat sederhana. Sama seperti filmnya yang sederhana. Tetapi makna yang ingin disampaikan penulisnya sangat bisa dipahami oleh pembaca dengan mudah, baik secara tersirat maupun tersurat.

Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama yang bertumpu pada tokoh utamanya, Indah. Dengan alur maju, pembaca diajak untuk menyelami cerita dari awal hingga akhir tanpa ada bagian cerita di masa sebelumnya. Bahasa yang digunakan pun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, hanya saja bagi saya terkesan kaku dan dingin, apa ini efek dari karakter kedua tokoh utama ya? 😅

Kekurangannya novel ini tidak menjelaskan bagaimana masa lalu Indah hingga membentuk Indah yang sendu, cuek, dunianya hanya mengenal warna hitam dan abu-abu. Dan juga, tidak menceritakan bagaimana masa lalu Abi sampai mengalami sakit jantung. Sehingga novel ini hanya menceritakan apa yang terjadi pada saat itu saja.

Tidak banyak yang dikembangkan di dalam novel ini. Meskipun kita tahu kebanyakan novel pasti lebih mengupas bagaimana jalan cerita, emosi, dan lain sebagainya, tetapi novel ini tidak. Menurut saya, hanya beberapa bagian, salah satunya bagian perasaan indah ketika Indah melihat Abi kesakitan. Di dalam novel diceritakan bagaimana perasaan Indah yang sebenarnya, tetapi ketika di dalam film hanya terlihat iba.

Endingnya pun sangat tidak terduga. Saya mengira keduanya akan dipersatukan, tetapi dugaan saya meleset. Baik pembaca maupun penonton, disajikan ending yang epic, yang membuat kita sebagai penikmat karya ini untuk menyimpulkan apa ending yang tepat untuk kisah ini, sad ending-kah atau happy ending-kah?

Overall, saya tetap menikmatinya baik novel maupun filmnya. Jujur, betapa pertemuan dan perpisahan sebenarnya sangat dekat dengan kita, tetapi kita tidak pernah benar-benar menyadari hal tersebut. Dari Abi dan Indah saya belajar bahwa terlalu fokus dengan tujuan itu tidak baik, terlalu menikmati perjalanan pun tidak baik. Keduanya mesti imbang.

Beberapa adegan dalam film hellogoodbye :


Source : Google

Saya merekomendasikan novel dan film ini buat kalian yang membutuhkan tontonan/bacaan yang ringan. Baper, tapi tidak menye-menye. Romantis, tapi tidak bikin eneg. Singkat, tapi bermakna. Wah, saya jadi puitis begini gara-gara baca novel ini sekaligus nonton filmnya, wkwk. xD Saya memberi 3,5 bintang dari 5 bintang. Ditunggu review selanjutnya, ya. See ya! 😉

QUOTES TER-EPIC
 “Emangnya kamu mau seumur hidup jadi ABK?”
“Nggak terlalu aku pikirin. Terlalu fokus sama tujuan suka bikin kita lupa nikmatin perjalanan.”

Senin, 14 Januari 2019

Hello 2019

Selamat sore, teman-teman semuanya! 😉

Halo, sudah lama tidak menulis di blog ini. Rasanya untuk bisa konsisten itu susah sekali. Harus membiasakan diri untuk bisa menulis disela-sela kesibukan yang melanda. 

Aduh, kok aku jadi puitis begini, ya? Oiya, selamat datang di tahun 2019. Sudah setengah bulan, tetapi saya baru hadir disini. Baiklah, tidak apa-apa. Jujur, kalau boleh cerita, saya pengen cerita.