Selasa, 31 Januari 2017

Review My Blog : Januari 2017

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi menjelang siang! Sudah terbiasa dengan nama baru blog ini? Semoga sudah. Maafkan labilisasi yang tidak terkendali ini.

Untuk akhir bulan ini, aku mau review postingan blog per bulan. Kenapa sih harus di-review? Menurutku, review itu mendatangkan manfaat. Salah satunya, tahu apa yang mau diposting. Kadang kala kita suka lupa dengan arah tujuan blog, tujuan hidup aja kadang lupa! #tratakdungces *kemudian hening*. Selain itu, blog jadi terkondisikan antara apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu ditambah.

Image by Tumblr (with edit)
Nah, seperti apa sih isi postingan blog aku di bulan Januari 2017 ini, this is it :
  1. Resolusi
    Sehubungan dengan adanya tahun baru, jadi aku menuliskan resolusi blog aku. Resolusi ini bertujuan untuk membawa arah tujuan blog, sama seperti review. Bedanya, resolusi ini diadakan per tahun (untuk versi aku). Nah, tahun 2017 ini, aku sudah menuliskan resolusi blog aku di sini.
  2. Cerpen
    Alhamdulillah, setelah sekian lama nggak nulis cerpen. Akhirnya kesampaian juga buat nulis cerpen lagi, bisa dilihat di sini.
  3. Writing Challenge
    Posting blog bulan Januari ini masih terbantu dengan adanya writing challenge. Antara sedih dan senang, why? Sedihnya, 10 hari berturut-turut menulis dengan tema yang berbeda dan banyak menyoroti pendapat pribadi, jadi semacam curhat terselubung -_- Senangnya, dengan tema yang sudah ditentukan, jadi tahu apa yang mau dibahas dan karena diadakan challenge-nya bareng teman-teman, jadi bisa blogwalking ke tetangga sebelah. Seru!
  4. Curhat
    Curhat terselubung dari blog aku di bulan Januari. Ya, menurutku itu karya prosa, entahlah menurut kalian. Menurutku juga tulisan itu masuk genre non-fiksi. Because, it’s my own story. I’m so sorry! Aku suka curhat dengan dijadikan rangkaian kata. Jangan ditiru yaa~
Kemudian, untuk perbaikan dan penambahan di bulan Februari, aku masih mikir nih.. #mikir melulu deh. Banyak yang perlu diperbaiki, terutama diri ini #malah curhat. Blog ini masih pemula banget, artikel yang bagus? Belum ada! Yah, daripada meratapi, lebih baik dikembangkan lagi. So, this is my review for this month :
  1. Review Blog
    Review ini baru terbesit di kepala satu jam yang lalu! Review ini akan aku adakan setiap bulan. Karena di tahun sebelumnya, aku belum tahu arah tujuan blog aku. Kalau dipikir-pikir, sepertinya ini masuk dalam daftar resolusi blog ya? Etapi, masuk sini aja ding, soalnya ketemu resolusi ini baru di bulan Januari. It’s too late now, but it’s okay!
  2. Nambah Cerpen
    Well, nggak bisa dipungkiri. Ini yang mau aku aktifkan kembali. Bulan Januari, aku sudah menulis satu buah cerpen. Minimal untuk bulan Februari, bisa mencapai 2 atau 3 cerpen. Kalau bisa mah satu minggu satu kali! Kalau bisa yaa :D
  3. Ikutan Writing Challenge (lagi)
    Karena writing challenge sudah aku ikuti dua bulan berturut-turut, terhitung dari bulan Desember 2016, aku sudah mengadakan writing challenge sendirian! Sama kayak orangnya.. dududu. Sementara bulan Januari, aku ikutan writing challenge bareng teman yang lain, karena diselenggarakan oleh Kampus Fiksi. Disini, aku terbantu untuk produktif menulis. Nah, untuk meningkatkan produktifitas menulis, kemungkinan besar aku akan ikut writing challenge lagi.
  4. Ganti Template Blog
    Nah, ini nih. Penyakit aku yang satu ini bikin pembaca jadi mengeluh sama blog aku, emang punya pembaca? #jleb. Bulan Januari aku sudah coba-coba untuk ganti template. Alhasil, trafik blog menurun #hiks. Untuk bulan Februari, aku nggak boleh coba-coba lagi. Aku harus sudah patenkan template blog ini. Bismillah.
  5. Posting dengan Gambar.
    Postingan dengan isinya full tulisan semua itu bikin mata lelah. Termasuk aku, kalau pas lagi blogwalking. Bulan Januari kemarin, ada beberapa yang sudah menggunakan gambar, tetapi ada juga yang belum. Nah, di bulan Februari nanti, posting blog harus dengan gambar!
Sekian untuk berbenah blog aku. Ke depannya seperti apa? Lihat saja bulan Februari besok :D InsyaAllah. Kalau kalian? Tertarik ikutan review blog tiap bulan? Yuk, share link di komentar!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sabtu, 28 Januari 2017

Story Of My Blog---New Blog---

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Welcome to the new blog. Welcome to my kingdom :D Sekarang udah pakai identitas pribadi nih. Babay masa-masa alay XD Ane udah insyaf dari ke-alay-an blog, tapi alay di dunia nyata sih masih yak! *tepok jidat*

Well, alay itu nggak pernah bisa dipungkiri dari setiap orang. Pasti semua orang  udah pernah alay. Walaupun dulu sebelum tersebut istilah itu, pasti udah ada kok zaman-zaman memalukan bin menjijikkan *sok jijik* :D
Image by Google (with edit)
Ohya, pertama kali aku punya blog itu tahun 2013. Tapi aku pindah blog, dulu pakainya wordpress, nih alamatnya: https://wardhinaayuw.wordpress.com, tapi entah alasan tertentu, aku pindah ke blogger. So, ini sejarah blog ini :
  1. Wardhina.blogspot.com
    Nah, dulu blog ini adalah akun jualan. Jualan apa? Jualan bros rajut :D aku dulu Cuma posting beberapa aja. Nggak terlalu serius ngeblog. Hasilnya, blognya disarangin laba-laba, haha. Di blog ini juga, aku pernah tulis tips-tips tentang dunia blog, tapi yaa gitulah, amatiran terus nggak ke urus, bersarang again :D
  2. Seseorangdarikalian.blogspot.com
    Atas nama sakit hati, aku mengganti blog-ku dengan nama ini. Wuahaha, aku kalo keinget kok jadi ngakak sendiri yaa. Soalnya, ini blog bertujuan buat curhat terselubung, kalo ada yang baca, biar dia ngerti apa sih isi hati ane. Etdah, itu mah zamannya masih kode-kodean. Tapi sayangnya yang dikodein gaptek soal blog, *ngakak guling-guling*
  3. Adhina Syifa
    Nyolong nama siape ini? Haha, itu sebenarnya mau jadi nama pena. Soalnya aku kepikiran kalau blog ini bakal aku isi sama karya-karya tulisku. Walhasil bukannya menghasilkan karya malah tersarang oleh laba-laba lagi. Hadeh, aku-nya nggak serius ngeblog sih *toyor kepala sendiri*
  4. Hujan dan Perahu Kertas
    Nah, ini yang kemarin-kemarin nih. Kenapa bisa nama itu? Aku terinspirasi sama kesukaanku, hujan, terus sama Perahu Kertas, karya Dee Lestari. Tapi blog ini justru melanjutkan blog yang sebelumnya, kebanyakan curhat dan alay lagi, hiks :v
  5. And the last, Celoteh Wardhina
    Udah yaa, nggak mau ganti-ganti blog lagi. Ini udah aku patenkan namanya, udah aku fix’kan juga tujuan dari blog ini. Kenapa namanya Celoteh Wardhina? Soalnya aku sekarang udah jadi ceriwis, udah nggak kalem lagi, *nyengir*. Nah, Celoteh Wardhina ini punya tujuan membahas tentang hobiku. Well, isinya sih semoga bermanfaat yaa. Aku nggak akan curhat-curhat lagi, udah ketemu tempat curhat yang bener :D Aku nggak akan alay lagi, udah inget umur :v
Nggak nyangka yaa, banyak juga aku aku ganti-ganti nama blog. But, untuk yang terakhir ini. Aku udah nggak mau ganti lagi. Udah serius mau berkarya! Aku patenkan ini sebagai ciri khas dari blog aku. Ya, ini identitasku! Yang membedakan blog aku dengan blog yang lain. Kalau kalian, sejarah blog-nya gimana?Ciri khas-nya apa? Yuk, share juga cerita kalian :)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jumat, 27 Januari 2017

#Day10KF : Pro(ve)mise~

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sebuah hal yang aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. So, what is that?

Ini berat menurutku. Karena banyak sekali yang tidak ingin aku ulangi. Hal-hal yang buruk dimasa lalu itu tidak ingin aku ulangi. Aku tidak ingin jatuh pada lubang yang sama. Benar sekali jika penyesalan itu datang di akhir. Kalau diawal itu pendaftaran XD #tawagaring

Image by Google (with edit)
Setiap makhluk hidup bertumbuh dan berkembang setiap waktu. Dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Waktu berjalan begitu cepat. Roda kehidupan pun berputar. Setiap manusia hanya bisa menengok masa lalu. Tidak bisa mengulanginya kembali. Karena waktu berjalan maju, bukan mundur. Yang ada hanyalah, masa lalu untuk masa depan. Ya, masa lalu yang kelam untuk memperbaiki masa depan yang cerah. Itu tidak mustahil jika mau berusaha.

Tiap-tiap memori akan masa lalu selalu saja menghadirkan kenangan, entah hal senang maupun sedih sekalipun. Haru ketika mengingat kenangan-kenangan indah. Sedih ketika mengingat kenangan-kenangan buruk. Ya, aku pun merasakannya.

Untukku, yang mempunyai masa lalu yang buruk dengan tidak memanfaatkan waktu. Lebih banyak bermain-main daripada serius. Aku janji: aku akan serius. Aku janji: tidak lagi akan bermain-main lagi. Ya, serius dalam hal apapun; akademik, keluarga, dan mimpi-mimpiku. Because it’s time to fighting. Ah, aku lupa! Janji hanya sekadar janji ketika tidak bisa menepati. Untuk itu dengan tema kali ini aku bersyukur. Aku bisa menuliskan janjiku disini. Aku akan selalu mengingatnya tatkala aku membaca tulisanku sendiri.


Selesai sudah challenge kali ini! Banyak sekali manfaat yang aku rasakan di challenge kali ini. Karena aku tidak sendirian. Thank you so much for Kampus Fiksi. And I’m so sorry, kalau tulisannya kebanyakan curhat daripada artikel yang bermutu. Aku pikir temanya pun kebanyakan menyoroti perihal personal.

#Wish : Bisa join Kampus Fiksi angkatan selanjutnya. Aaamin!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kamis, 26 Januari 2017

#Day9KF : Surat Untukmu, Masa Depanku.


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

—Saat aku menuliskan surat ini.. sungguh aku serius, sangat serius. Meskipun aku bukan orang yang sudah bersiap menyambutmu, karena masih banyak mimpi yang harus ku kejar. Tetapi yakinlah, dalam mimpiku selalu terselip kamu, masa depanku nanti—

Hai, kamu. Masa depanku. Apa kabarmu disana? Apa kamu baik-baik saja? Ku harap iya. Aku disini juga baik-baik saja.
Kamu.. masa depanku. Jangan pernah lelah menanti. Aku pun menantimu disini. Kita akan bertemu di waktu yang tepat.
Aku ingin memberi tahu kamu sesuatu tatkala aku mengingat tenang masa depan. Aku selalu ingat tentang tiga hal yang mengendap dalam benakku.
Pertama, tentang diriku sendiri. Aku tidak tahu bagaimana diriku di masa depan. Apa aku bisa sukses? Apa aku bisa membanggakan diriku dan orang-orang di sekitarku? Apa aku hanya bisa terpuruk dengan masa lalu? Ya, bayang-bayang masa lalu saja menghantui. Mereka belum sepenuhnya lepas. Mereka masih saja menggodaku untuk kembali jatuh. Mereka masih mengejarku saat aku berusaha berlari. Dan mereka masih mencoba menjatuhkanku saat aku kembali bangkit. Rasanya, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Dan doa, yang selalu aku rapalkan setiap waktu. Aku percaya, hanya pada Dia aku menggantungkan segala harap setelah usaha. Tentang diriku sendiri untuk masa depanku, kamu harus tahu.. aku punya segudang mimpi! 

Rabu, 25 Januari 2017

[CERPEN] : AKU BODOH!

AKU BODOH!

Tidakkah kau tahu? Aku selalu menunggumu disini. Berharap kamu akan mengatakan sesuatu yang selalu aku tunggu. Berharap agar aku bisa bertemu denganmu sebelum pergi. Namun, pada akhirnya, harapan hanyalah harapan. Semua berbanding terbalik dengan kenyataan.

***

“Tiga bulan yang lalu. Kamu pergi tanpa kata. Meninggalkan semua waktu yang telah kita lalui bersama. Ah, bukan bersama. Hanya aku saja yang terlalu lancang menyebutnya bersama. Pada kenyataannya, aku dan kamu memang bersama dia. Ya, dia yang saat ini mengisi hatimu. Tidakkah kamu tahu? Berulang kali aku mendapatinya dengan yang lainnya. Namun, berulang kali pula aku gagal mengatakannya padamu. Kamu lebih mempercayainya dibandingkan aku yang selama ini ada denganmu.

Aku bekerja sekarang. Kamu? Masihkah menetap disana? Diantara gedung-gedung yang menjulang tinggi dan segala hiruk pikuk yang terjadi setiap harinya. Bagaimana rasanya? Akankah kamu bangga bisa bersama dengan orang-orang metropolitan? Ataukah kamu tersiksa karena kamu bukan orang metropolitan? Entahlah. Aku hanya bisa mendoakanmu disini.

Kapan kamu pulang? Aku sangat merindukanmu. Aku masih menantimu disini. Di tepi danau ditemani dengan burung-burung yang berterbangan kesana kemari. Waktu itu rasanya bahagia sekali bisa duduk disampingmu. Bercengkrama dan bercanda. Aku dan kamu seringkali menghabiskan waktu untuk melihat matahari tenggelam.

Aku harap kamu baik-baik saja disana. Jangan merasa bersalah karena kamu tak pernah pulang. Jangan merasa sedih ketika mengingat memori kita. Dan jangan meneteskan air mata ketika kamu membaca surat ini. Sudah takdir dari-Nya aku begini. Sekian dariku! Tetaplah semangat menjalani kehidupan..”


Salam,


Dewi

***
Images by Google (with edit)
Tenggorokanku tercekat tatkala membaca surat itu. Surat berwarna biru dengan tulisan rapi bertengger diatasnya. Bulir-bulir air keluar di ujung mataku. Awalnya hanya sedikit, namun semakin lama semakin deras. Tak terbendung.
 
Dewi, haruskah secepat itu kamu pergi? Tega sekali kamu meninggalkanku. Ah, aku lupa! Aku juga tega meninggalkanmu. Maafkan aku! Seandainya pada pertemuan terakhir itu kita tidak bertengkar.
 
Sekarang? Harus kepada siapakah aku menjelaskannya? Pada nisanmu? Atau pada tanah yang mengubur tubuhmu? Hah? Maafkan aku telah pergi meninggalkanmu lebih dulu. Harusnya aku bertahan jika aku tahu kondisi tubuhmu. Tetapi mengapa kamu tidak bercerita? Mengapa?
 
Aku geram sendiri. Menyesali semua hal yang terjadi. Perkara dia yang dulu bersamaku, biar aku ceritakan. Aku salah mengira dan kamu benar. Mengapa kamu tidak bilang sewaktu kamu tahu? Tunggu! Aku yang bodoh. Tidak percaya denganmu, hanya karena aku tidak melihat dengan mata kepala-ku sendiri.
 
Saat aku memutuskan untuk pergi, aku sedang mencari peruntunganku. Maafkan aku meninggalkanmu tanpa sepatah kata. Aku sudah mencarimu. Tetapi tidak berhasil menemukanmu. Maafkan aku, andai saja waktu bisa kembali, aku ingin berpamitan denganmu. Sungguh!
 
Sekarang aku sudah pulang, aku sudah disampingmu. Mari kita bercerita dan bercanda. Tidak. Hanya aku yang bercerita dan tertawa sendiri. Tidak lagi ada kamu disampingku saat aku menatap senja di danau nanti. Tidak lagi ada kamu yang bersama denganku.
 
Dadaku sesak. Terhimpit oleh penyesalanku sendiri. Aku bodoh!

***

Yogyakarta, 25 Januari 2017
Karya : Wardhina Ayu.