Selasa, 02 Februari 2016

Aku Ingin Pergi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat malam Jogja, selamat menikmati hujan.

Aku ingin pergi. Hanya itu yang aku inginkan. Lantas pergi dari siapa-kah itu? Atau pergi dari mana-kah itu? Itu jawaban yang tersulitku. Pergi dari siapa? Aku tidak mempunyai pasangan, no couple before akad. Yaps, prinsip itu yang selalu aku pegang. Karena memang dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Pergi dari mana? Aku tidak tahu. Dari rumah yang sekarang aku tinggali. Tidaklah mungkin. Sebentar lagi aku akan menghadapi ujian akhirku di sekolah, aku belum memiliki bekal untuk pergi. Ahh, membuatku bosan saja.

Lantas, pergi dari mana-kah itu? Pergi dari sekolah. Ya, menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. Aku ingin (cepat-cepat) pergi dari sekolah itu. Aku ingin segera lulus. Hanya saja aku harus menjalani hari-hari terakhir disana, dua bulan ke depan. Itu sangat menjenuhkan.

Membangun dinding yang tak akan runtuh = membangun diri yang sebenarnya rapuh. Selalu saja itu yang aku lakukan. Bertahan untuk selalu kuat. Tidak terpengaruh. Tidak menitikkan air mata. Tidak akan terbawa emosi. Tidak lagi memendam. Tidak juga mengumpat. Berkali-kali aku gagal. Tapi sekali aku yakinkan diriku untuk tak lagi gagal. Saat ini.. sudah berhasil. Hanya perlu memoles beberapa sisi agar tak ter-erosi lagi. Mungkinkah kau ingin menghancurkannya? Lakukan saja jika kau bisa! Dinding itu akan tetap utuh. Tidak rapuh. Tidak runtuh.

#Last wish: segera lulus secepat mungkin. Aku ingin pergi.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar