Senin, 22 Februari 2016

Ber-debat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat senja menjelang Maghrib. Selamat menikmati rona langit yang terbentang dengan begitu indahnya. Warna biru yang bercampur jingga seolah-olah enggan untuk beranjak malam. Duhai Rabb-ku, keindahan langit-Mu sungguh sedap dipandang mata.

Berdebat. Itu bukan pilihan. Tapi perbedaan pendapat membuatnya demikian. Seperti siang itu. Bukan antara diri kita yang didebatkan. Tentu tidak mudah. Karena kita tak menguasai sepenuhnya sudut pandang setiap diri masing-masing orang tersebut.

Lama-lama perdebatan membuat perbedaan itu semakin terasa. Setiap kata yang terlontar sangat bertolak belakang. Masing-masing diri mempertahankan pendapatnya masing-masing. Jika dirasa, kita seperti mendukung pilihan kita masing-masing. Itu kita. Bagaimana dengan orang yang kita debatkan? MasyaAllah. Di sisi lain, aku juga mengetahui fakta dari yang ku pilih. Tapi di sisi lain, temanku juga mengetahui fakta dari pilihannya. Benar-benar bukan hak kita untuk mendebatkannya. Kita mencoba berbicara, sementara orang yang kita debatkan? Mereka justru saling berdiam.

Aku sadari bahwa mereka hanyalah bersalah paham. Berbeda pendapat. Namun tak saling mencoba melebur pendapat. Sudut pandang yang terhiraukan. Tak mencoba dipedulikan. Tak mencoba bersatu.

Pelajaran Hari Ini :
Kesalah pahaman akan selesai ketika yang bersangkutan mencoba ber-interaksi satu sama lain. Kalau sama-sama tidak ber-interaksi? Bagaimana mengetahui satu sama lain? Bukankah setiap orang punya sudut pandang yang berbeda? Mengapa tidak 'mencoba' tetapi malah 'menyibukkan' dengan hal lain.

Wish : Semoga seiring berjalannya waktu, kesalah pahaman ini segera berakhir. Dan terima kasih atas pedebatan itu, semoga menumbuhkan pemikiran kita untuk senantiasa mencari pelajaran.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar