Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat malam Dy, malam menjelang pagi. Maaf banget baru update, tadi internet ngajak ribut gitu deh. Modem udah soulmate sama kartu operator 3, tapi tadi beli kartu perdana XL. Niatnya sih pengen coba-coba gitu, siapa tahu cocok. Eh ternyata enggak. Udah jodoh kali ya? #uhuk :D
Fisrt day at school after holiday. Beda banget rasanya, oiyaa.. jangan lupa kebiasaan aku : telat. Haduh-___- Kebiasaan yang susah dihilangkan, makin kesini tuh makin siang. Sekali-kali berangkat pagi, itu sekali dua kali doang. Nggak pernah rutin :D Beruntung apa nggak sih berangkat siang? Pas di perjalanan berangkat ke sekolah papasan sama kakak kelas itu, datar banget. Sebatas tahu namanya, umurnya, kampusnya, alamat rumah (walaupun gak tahu tepatnya dimana), dan musik favorit dia, apa sudah dianggap kenal dekat? Entahlah. Itu nggak penting. Tapi yang penting udah tahu nama masing-masing itu harusnya "nyapa". Sekedar klakson atau anggukan. Udah cukup kok. Emang nggak penting sih, hal kayak gini dibahas. Atau jangan-jangan aku ngarep disapa? Ah enggak gitu, nggak ngarep sih. Bener-bener nggak ngarep. Udah kebiasaan sih pas papasan gitu terus menyapa. Jadi rasanya beda aja kalau kenal terus nggak nyapa. Anyway, nggak penting kok. Aku cerita disini dia juga nggak tahu, jadi dia nggak tahu deh gimananya. Syukur-syukur dia baca, tapi nggak ngarep juga. Enough.
Hari pertama sekolah, belum ada pelajaran. Hanya apel, pembagian ruang kelas, dan pembagian jadwal pelajaran. Lainnya : nongkrong, ketawa-ketiwi sama temen, jajan, pulang. Udah sih, Belum semangat gerak, lagi nyiapin strategi aja sih. Bismillah.. semoga dimudahkan. Aaaamiiin..
Jeng.. jeng. Sewaktu bertemu dengan kamu, 4 huruf itu. Biasa aja, alhamdulillah. Itu artinya aku berhasil. Sudah lama berhasil sih, tapi benar-benar merasakannya sekarang. Malam ini, disini. Ok, tekadku benar-benar terbukti dan sudah kesampaian. Saatnya mengejar tekad yang lainnya. Apa aku menyesal? Tidak. Sama sekali tidak menyesal. Justru dari situlah aku belajar bangkit. Sebenar-benar bangkit untuk meyakinkan diri. Menguatkan tekad. Semoga tidak akan pernah lagi mengalaminya. Cukup satu kali ini saja. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Berkali-kali jatuh dan berkali-kali berdiri. Perjuangan yang tidak pernah terlupa.
Satu lagi, ahh bagian ini. Bagian yang belum pernah aku ungkap disini. Hanya tersimpan dalam diary semata. Waktu itu, MOPDB tahun angkatan 2015. Anak laki-laki itu tinggi. Pintar di bidang sholawatan. Suaranya halus, mirip dengan perempuan. Membuat orang simpatik, sebatas simpatik. Itu yang aku rasa. Dia menyukai teman sekelasku, berusaha mendekati teman sekelas aku. Tetapi teman sekelas aku sudah mempunyai pacar. Kala mereka dekat, aku menggodanya dengan menyampaikan bila aku jealous. Astagfirullah.. maksud aku cuma menggoda saja. Tetapi malah disampaikan ke anak laki-laki itu. Dibalik itu aku kesal, sekaligus tertawa. Kenapa harus disampaikan? Padahal aku tidak benar-benar jealous :D Arrrgh, bikin malu aja :3 -_-
Siang ini aku hanya duduk-duduk di depan ruang UKS. Yang ternyata dekat dengan kelas dia. Sewaktu aku mengedarkan pandangan ke sekeliling sekolah. Aku menemukan sosoknya, lantas dia tersenyum samar. Astagfirullah.. aneh sekali. Aku mengatakan dalam hati, "loh kenapa tiba-tiba senyum gitu?". Aneh sekaligus lucu. Perpaduan yang tidak sepadan.
Ini juga bisa diambil pelajaran : sekalipun niatnya menggoda, tetapi perkataan bisa saja salah arti bagi orang lain. Allah menciptakan satu mulut dan dua telinga. Artinya kita harusnya lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kalau berbicara yang baik dan jujur. Pelajaran buat aku!! Jangan sampai salah kaprah lagi deh, kan berabe xD
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat malam Dy, malam menjelang pagi. Maaf banget baru update, tadi internet ngajak ribut gitu deh. Modem udah soulmate sama kartu operator 3, tapi tadi beli kartu perdana XL. Niatnya sih pengen coba-coba gitu, siapa tahu cocok. Eh ternyata enggak. Udah jodoh kali ya? #uhuk :D
Fisrt day at school after holiday. Beda banget rasanya, oiyaa.. jangan lupa kebiasaan aku : telat. Haduh-___- Kebiasaan yang susah dihilangkan, makin kesini tuh makin siang. Sekali-kali berangkat pagi, itu sekali dua kali doang. Nggak pernah rutin :D Beruntung apa nggak sih berangkat siang? Pas di perjalanan berangkat ke sekolah papasan sama kakak kelas itu, datar banget. Sebatas tahu namanya, umurnya, kampusnya, alamat rumah (walaupun gak tahu tepatnya dimana), dan musik favorit dia, apa sudah dianggap kenal dekat? Entahlah. Itu nggak penting. Tapi yang penting udah tahu nama masing-masing itu harusnya "nyapa". Sekedar klakson atau anggukan. Udah cukup kok. Emang nggak penting sih, hal kayak gini dibahas. Atau jangan-jangan aku ngarep disapa? Ah enggak gitu, nggak ngarep sih. Bener-bener nggak ngarep. Udah kebiasaan sih pas papasan gitu terus menyapa. Jadi rasanya beda aja kalau kenal terus nggak nyapa. Anyway, nggak penting kok. Aku cerita disini dia juga nggak tahu, jadi dia nggak tahu deh gimananya. Syukur-syukur dia baca, tapi nggak ngarep juga. Enough.
Hari pertama sekolah, belum ada pelajaran. Hanya apel, pembagian ruang kelas, dan pembagian jadwal pelajaran. Lainnya : nongkrong, ketawa-ketiwi sama temen, jajan, pulang. Udah sih, Belum semangat gerak, lagi nyiapin strategi aja sih. Bismillah.. semoga dimudahkan. Aaaamiiin..
Jeng.. jeng. Sewaktu bertemu dengan kamu, 4 huruf itu. Biasa aja, alhamdulillah. Itu artinya aku berhasil. Sudah lama berhasil sih, tapi benar-benar merasakannya sekarang. Malam ini, disini. Ok, tekadku benar-benar terbukti dan sudah kesampaian. Saatnya mengejar tekad yang lainnya. Apa aku menyesal? Tidak. Sama sekali tidak menyesal. Justru dari situlah aku belajar bangkit. Sebenar-benar bangkit untuk meyakinkan diri. Menguatkan tekad. Semoga tidak akan pernah lagi mengalaminya. Cukup satu kali ini saja. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Berkali-kali jatuh dan berkali-kali berdiri. Perjuangan yang tidak pernah terlupa.
Satu lagi, ahh bagian ini. Bagian yang belum pernah aku ungkap disini. Hanya tersimpan dalam diary semata. Waktu itu, MOPDB tahun angkatan 2015. Anak laki-laki itu tinggi. Pintar di bidang sholawatan. Suaranya halus, mirip dengan perempuan. Membuat orang simpatik, sebatas simpatik. Itu yang aku rasa. Dia menyukai teman sekelasku, berusaha mendekati teman sekelas aku. Tetapi teman sekelas aku sudah mempunyai pacar. Kala mereka dekat, aku menggodanya dengan menyampaikan bila aku jealous. Astagfirullah.. maksud aku cuma menggoda saja. Tetapi malah disampaikan ke anak laki-laki itu. Dibalik itu aku kesal, sekaligus tertawa. Kenapa harus disampaikan? Padahal aku tidak benar-benar jealous :D Arrrgh, bikin malu aja :3 -_-
Siang ini aku hanya duduk-duduk di depan ruang UKS. Yang ternyata dekat dengan kelas dia. Sewaktu aku mengedarkan pandangan ke sekeliling sekolah. Aku menemukan sosoknya, lantas dia tersenyum samar. Astagfirullah.. aneh sekali. Aku mengatakan dalam hati, "loh kenapa tiba-tiba senyum gitu?". Aneh sekaligus lucu. Perpaduan yang tidak sepadan.
Ini juga bisa diambil pelajaran : sekalipun niatnya menggoda, tetapi perkataan bisa saja salah arti bagi orang lain. Allah menciptakan satu mulut dan dua telinga. Artinya kita harusnya lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kalau berbicara yang baik dan jujur. Pelajaran buat aku!! Jangan sampai salah kaprah lagi deh, kan berabe xD
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar