Sabtu, 26 Desember 2020

Syukur

Pentingnya itu tidak menjadikanku manusia yang tidak mau belajar. Aku harus terus belajar tentang hidup.


~

26 Desember 2020

Minggu-minggu meresahkan karena kembali berkutat dengan lika-liku perasaan yang rasanya tidak menentu. Mengawali minggu ini dengan perasaan tidak tenang hingga membuat diri sendiri merasa kacau menjalani beberapa hari dengan perasaan entah apa.

~

Semua bermula pada malam itu. Minggu malam. Aku tidak ingin menceritakan detailnya di sini, tetapi aku tau bahwa diriku melakukan suatu kesalahan. Efeknya membuatku malam itu hanya mengalami rasa senang sesaat dan selebihnya aku merasa bersalah. Iya, rasanya seperti diliputi rasa bersalah selama beberapa hari. Walaupun sudah mencoba menenangkan diri bahwa itu bukan sepenuhnya salahku, tapi aku tetap menyalahkan diriku sendiri. Seperti yang biasanya aku lakukan.

Senin pagi. Ketidakfokusanku membuatku harus mendorong motor beberapa meter karena aku lupa mengisi bensin. Ketidakberuntunganku pada pagi itu sepertinya imbas dari masalahku pada malam sebelumnya. Aku yang saat itu langsung terpikir: aku salah apa?. Aku bertanya-tanya terhadap diriku sendiri dan aku mencoba untuk menenangkan diri ketika harus terlambat sampai kantor. Huh, mengapa harus melakukannya kalau akhirnya membuatku merasa bersalah dan menyesal?. Aku merutuki diriku sendiri di Senin pagi.

Ketidakfokusanku juga membuatku lupa akan beberapa hal. Semacam error karena masalah tersebut. Kacau. Tidak tenang. Merasa bersalah dan hari-hari setelahnya diliputi oleh kecemasan di malam hari. Setiap tengah malam aku sering terbangun entah karena apa. Terbangun dan tidak bisa tidur lagi, padahal siangnya harus bekerja dan di kantor aku selalu merasa ngantuk sekali.

Gangguan tidur masih aku alami setidaknya sampai pagi ini. Ketika aku menulis hal ini pada Sabtu malam dan aku kembali terbangun pada Minggu pagi. Aku benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang. Entahlah.. padahal aku sudah mencoba menenangkan diriku sendiri dan mencukupkan rasa bersalahku. Tapi.. seperti tidak berkesudahan. Mungkin jawabannya cuma dengan waktu. Meski tidak sepenuhnya begitu..

~

Rabu malam. Ada satu kejadian yang membuat rasa bersalahku sejenak terlupa. Ketika pada hari Senin aku meminta untuk ditegur atas salahku. Aku minta ditegur oleh siapapun dan apapun. Lalu jawabannya pada hari itu, pada malam itu aku kembali mengalami satu hal akibat ketidakfokusanku.

Malam itu aku pergi dengan temanku, saat pulang aku hanya membawa uang cash yang tidak cukup untuk membeli bensin satu liter. Aku kemudian berpikir bahwa aku bisa ke pom bensin dan membeli bensin lalu membayarnya dengan aplikasi. Sesampainya di pom bensin, petugas pom bensin memberi tahuku bahwa kalau aplikasinya error maka aku harus membayar tunai. Duh, aku tidak membawa uang tunai . Akhirnya aku putuskan tidak membeli bensin dan mencoba mencari pom bensin lainnya. Setelah aku mendapat pom bensin, ternyata.. tutup!

Aku kemudian mencoba mencari pom bensin lainnya, tetapi malah didekat pom bensin kedua yang aku datangi itu, aku kehabisan bensin. Lagi-lagi, sepertinya minggu ini sedang dihadapkan oleh cerita kehabisan bensin. Ya Allah :”( Kayaknya kemarin aku minta ditegur oleh siapapun dan apapun. Ternyata jawabannya langsung ada. Aku ditegur oleh keadaanku sendiri yang membuatku kemudian berpikir kenapa tidak mengisi bensin sebelum pergi? Kenapa tidak terpikir bahwa aplikasi bisa saja error dan malah memilih mengandalkan aplikasi untuk pembayaran? Ah, rasanya kayak.. bodoh banget sih aku. Astagfirullah :”(

Akhirnya aku mendorong motorku dan ada bapak-bapak yang menanyaiku motornya kenapa. Aku jawab saja kalau kehabisan bensin. Tadinya bapaknya mau membantuku, tapi aku bilang nggak apa-apa pak saya dorong saja sampai ke tempat penjual bensin. Lalu bapaknya menunjukkan tempat jual bensin yang ada didekat daerah itu. Aku mendorong motorku kembali. Dan, waktu aku mendorong motorku, tiba-tiba ada mas-mas yang putar balik (karena dia sudah melewatiku) dan masnya menanyaiku motornya kenapa. Aku kembali bilang kalau aku kehabisan bensin, masnya kemudian menjawab untuk aku menunggu di tempat tersebut. Waktu aku bilang kalau aku nggak bawa uang cash, masnya udah pergi duluan.

Nggak lama setelah itu, masnya datang dan bawa bensin, terus masnya sekalian nuangin ke tangki motor. Aku bilang terima kasih ke masnya dan bilang kalau aku nggak bawa uang cash tapi sebagai gantinya aku transfer lewat aplikasi. And you know what? Masnya justru bilang kalau nggak usah diganti. Aku bilang kalau aku nggak enak, aku tetap mau ganti. Masnya bilang lagi buat nggak usah diganti, didoakan sehat-sehat terus aja. Aku speechless.

Lebih speechless lagi ketika masnya datang membawa bensin dan aku lihat masnya tatoan. Aku sehari-hari biasanya nggak takut sama orang tatoan, tapi pas situasi genting kayak malam kemarin membuatku merasa takut. Itu wajar, apalagi aku seorang perempuan. Was-was kalau ada apa-apa itu perlu, tapi jangan kemudian menjadikanku menghakimi seseorang berlaku buruk.

Dan itu benar-benar terjadi..

Diluar dugaan bahwa masnya mau membantuku–lebih tepatnya membelikanku bensin, tanpa mengharapkan imbalan apa-apa. Sebagai gantinya masnya hanya meminta didoakan sehat. Aku seketika itu menangis sesenggukan sepanjang jalan. Rasanya seperti sedang ditegur dan diingatkan bahwa kebaikan tidak mengenal penampilan.

Semoga dimanapun masnya berada selalu dalam lindungan-Nya. Semoga masnya sehat-sehat terus. Aamiin. 🙏

~

Cerita malam itu menjadi reminder untuk terus melakukan kebaikan. Dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya. Aku selalu percaya bahwa kebaikan selalu membukakan pintu kebaikan-kebaikan lainnya. Semoga kita menjadi salah satunya, yaaa. Aamiin.

Jum’at pagi. Perasaanku kembali membaik dan aku rasa sudah waktunya untuk mencukupkan rasa bersalah itu. Aku bersalah atas diriku sendiri dan terhadap apa-apa yang sedang aku coba harapkan. Aku menerima kesalahan itu dan konsekuensi dari kesalahan itu. Di mana aku malah berharap untuk ditegur agar aku merasa semakin bersalah dan aku tidak salah dalam melangkah kembali.

Perasaanku minggu ini benar-benar membuatku bersyukur sudah melalui kesalahan. Entah apa jadinya kalau aku tidak merasakan kesalahan itu, apakah aku akan belajar untuk melangkah kembali pada jalan yang benar? Wallahu a’lam.

Aku bersyukur bisa menutup minggu terakhir di bulan Desember dengan belajar banyak hal, terutama belajar dari kesalahan. Sesuatu yang sangat harus dipelajari supaya menjadi pribadi yang mau berbenah untuk memperbaiki diri. Muhasabah diri atas semua hal yang sudah terjadi. Aku hanya manusia biasa. Aku bisa benar, tetapi aku juga bisa salah. Pentingnya itu tidak menjadikanku manusia yang tidak mau belajar. Aku harus terus belajar tentang hidup.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar