Halo, selamat sore teman-teman, semuanya! 😉
Long time no see and I miss you so much. Berapa bulan nggak hadir di blog ini? Huh, sudah lama sekali, kan? Sepertinya ada banyak cara untuk tidak membuatku produktif dalam menulis. Salah satunya ketika pikiranku terdistraksi oleh hal-hal diluar perkiraanku. Semacam aku memang sudah harus mengalaminya di usiaku saat ini, tetapi aku masih menyangkalnya. Yups, benar sekali, apalagi kalau bukan aku merasa something happen with my heart. Tapi, itu akan menjadi cerita yang panjang dan tidak bisa aku ceritakan disini.
So, kali ini aku akan bercerita tentang pengalamanku menjadi seorang jastiper. Berbekal kelonggaran waktuku di awal bulan Maret, aku ternyata memantapkan diri untuk membuka jasa titip buku. Oiya, sebelumnya aku sudah bercerita lewat akun instagram milikku. Terbatas? Iya, memang. Karakter tulisannya kan dibatasi. Kalian bisa cek: disini
Waktu itu aku membuka jastip
untuk event Ngayogbook yang diselenggarakan oleh Togamas Kotabaru dan Togamas
Affandi, lokasinya di Yogyakarta. Eventnya dimulai tanggal 1-3 Maret 2019,
hanya tiga hari saja dengan diskon 30%. Aku sudah iklan melalui sosial media
yang aku miliki sejak pertengahan Februari, supaya calon penitip bisa siap-siap
uangnya, hehe. Lalu, suatu malam, aku di-mention sama akun @bukumojok yang ikut
mempromosikan jastipku. Setelah itu, akunku jadi ramai. Hwaaa, thank you Buku
Mojok.
Baca juga: Tentang Menjadi Seorang Jastiper
Pengalaman jastip pertama kalinya ini berkesan untukku. Ada suka dan dukanya. Tapi banyak sukanya, wkwk. Senang kalau sudah bisa bermanfaat buat teman-teman diluar Jogja yang nggak bisa datang ke event ini. Terima kasih teman-teman yang sudah percaya bukunya aku belikan. Semoga nggak kapok yaaa. Sempat down karena kecerobohanku dalam menangani komunikasi. Aku tidak mengabari salah satu costumer-ku gara-gara setiap kali mau ngabari aku dikejar koordinasi kegiatan di kampus. Beruntungnya costumer tersebut masih mau memaklumiku. Maaf dan terima kasih. 😊
Nah, aku mau menyampaikan beberapa hal kalau teman-teman mau membuka jastip:
1. Harga jastip terjangkau
Sebelum
menetapkan harga jastip, teman-teman harus menyesuaikan dengan barang yang akan
dititip. Dalam kasusku, aku membuka jastip untuk buku, aku memberikan harga
berkisar 5rb-8rb. Oiya, jangan terlalu murah dan jangan terlalu mahal.
Teman-teman harus mempertimbangkan akses ke lokasinya, parkir, tenaga
(makan/minum). Jangan lupa setelah jastip masih ada jaskim alias jasa kirim
barang ke tempat si customer, hehe.
2. Promosinya
gencar
Teman-teman bisa
minta tolong sehabat, teman, keluarganya buat mempromosikan jasa titip kita.
Salahku kemarin adalah tidak meminta tolong teman-temanku untuk mempromosikan,
karena apa? Teman-temanku sedikit sekali yang suka dengan buku. Hanya ada
beberapa dan aku malas menghubungi, *maapin aku*, jadilah aku mempromosikan
melalui media sosial yang aku miliki. Beruntung waktu itu aku dapat promosi
dari Buku Mojok, ya Rabb.. mimpi apa aku 😭 terharu~
4. Update terus!
Berhubung yang
biasa nge-jastip orang-orang jauh, penting banget untuk update: barang apa saja
yang dijual, berapa harganya + kalau ada diskon, dan tentu saja, kapan ke
tempat belinya. Ini menjadi hal penting untuk costumer tetap percaya dengan
jasa yang kita tawarkan.
5. Komunikasi
itu penting!
Bukan cuma
komunikasi sama dia aja yang penting, komunikasi sama costumer juga penting!
*lha kok baper 😓*,
menjadi seorang jastiper memang harus pantengin hape berlama-lama, apalagi
kalau berhadapan dengan costumer yang slow respon, kitanya tetap harus fast
respon, kenapa? Karena disini kita menyediakan jasa, dimana mereka inginnya
diberikan jasa atau pelayanan yang baik.
Itu sedikit tips buat teman-teman
yang pengen buka jasa titip, semoga bermanfaat yaaa! 😉 Anyway, ada yang pengen aku
sampaikan ke teman-teman tentang membuka bisnis jasa, jelas beda jauh dengan
bisnis produk. Meski harus menyediakan jasa/produk yang baik, tetapi
tantangannya lebih berat pada bisnis jasa. Jasa itu berkaitan dengan pelayanan,
bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada costumer. Yaps, jasa itu
berkaitan dengan pengalaman, yang hanya bisa dirasakan ketika kita menggunakan
jasa tersebut.
So, teman-teman juga harus siap mental juga yaaa ketika ada costumer yang ngambek atau komplain ke kita. Sebisa mungkin kita harus sabar menghadapinya, karena yang kita tawarkan adalah jasa. :D
Sudah pernah nge-jastip? Coba cerita di kolom komentar, yuk! 😁
0 komentar:
Posting Komentar