Senin, 03 September 2018

Hidup di Usia 20 Tahun #1

Selamat malam menjelang pagi, guys!

Setiap orang pasti punya masanya sendiri-sendiri, dimana dia benar-benar merasa gamang atas hidupnya. Tidak selalu sama, tapi pasti terjadi. Masa-masa dimana dia merasa di titik terendah dalam hidup. Masa-masa dimana dia banyak merenung dan berpikir. Aku sendiri baru-baru ini galau karena aku merasa stagnan dihidupku. Tahun 2018 ini, aku berusia 20 tahun. Tahun dimana aku merasa benar-benar mulai merasakan "hidup" dengan segala kegundahannya. Hingga muncul bermacam-macam pertanyaan tentang hidupku ini.

Kegalauanku bertumpu pada sebuah pertanyaan: "akan kemanakah aku membawa hidupku?". Aku yang selama ini enjoy dengan hidupku, dengan perubahan yang aku alami selama beberapa tahun terakhir, mendadak kembali menjadi beku. Rasanya sebelumnya baik-baik aja, tapi ini? I'm stuck on my way. 😭
Image by Google (with edit)
Berawal dari pertanyaan itu, kemudian beranak pinak, entahlah dia menikah dengan siapa... *ditabok warganet* Yang jelas, aku merasa beban hidupku semakin berat. Satu pertanyaan saja sudah berat, apalagi dengan anak-anaknya. Lalu, apa aja sih pertanyaan-pertanyaan galauku itu? Ini dia...

1. Apa tujuan hidupku?
Pertanyaan ini yang sampai sekarang aku belum bisa jawab. Kenapa? Aku bisa saja mencomot kutipan dari mana aja buat menjawab pertanyaan ini, tapi apakah itu bisa menjawab pertanyaanku? Justru enggak kan? Karena jawabannya ada dalam diriku sendiri, bukan kutipan, bukan orang lain.

2. Apa yang aku cari dalam hidupku?
Nah, ini dia... kalau aku banyak menuruti keinginanku selama hidup, aku yakin nggak bakalan kelar. Karena setiap manusia punya rasa tidak puas dan punya nafsu yang menggebu-gebu untuk mendapatkan keinginannya. Aku sebagai manusia biasa juga merasakan itu semua, tak terkecuali kalian. Yang membatasi keinginan kita itu cuma ada dua: pondasi agama dan keadaan. Kok gitu? Islam mengajarkan untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita punya, dengan begitu manusia tidak akan terus menerus merasa kurang. Ditambah lagi keadaan, hidup setiap manusia memang berbeda-beda, ada yang diatas dan ada yang dibawah, keadaan/kondisi lingkungan menciptakan pribadi sebagai manusia yang senantiasa realistis, sehingga itu menjadi pembatas keinginan kita, kalau kita ingin sesuatu, ya artinya kita harus berusaha. Begitu juga dengan aku, aku hanya bisa berusaha untuk memenuhi "mimpi"-ku bukan "keinginan"-ku. Mimpi dan keinginan adalah dua hal yang berbeda ya, guys!

3. Apa jalan yang akan ku pilih?
Hal terakhir yang aku masih gamang ya pertanyaan ini, setelah aku beberapa pertanyaanku diatas dan juga setelah merenung lalu berpikir, selanjutnya adalah langkah apa yang akan aku pilih. Lebih tepatnya yang akan aku jalani. Hidup itu seperti di persimpangan. Selalu dihadapkan dengan pilihan. Pilih belok atau lurus. Mau tidak mau. Mudah tidak mudah. Memang harus dipilih. Kalau nggak pilih, justru hidup kita berjalan ditempat alias stagnan. Dan seperti sebuah persimpangan, setiap jalan yang kita pilih akan memberikan kita medan yang baru. Begitu juga hidup, setiap pilihan yang kita ambil akan memberikan kita tantangan yang baru. Akan memberikan kita konsekuensi.

Setiap pertanyaan itu beriringan dengan jawaban, yang dibutuhkan hanyalah waktu. Waktu untuk mempertemukan keduanya. Ya, aku sendiri nggak mudah untuk menjawab semua pertanyaanku itu, tapi bukan berarti aku menyerah dan tidak mau menjawab. Karena jawaban itu ditemukan, bukan dicari.

Oiya, untuk pembahasan kali ini, aku membagi menjadi beberapa part. Jadi, setelah postingan ini akan ada lanjutannya. Karena aku merasa kalau postingan ini aja belum cukup menjawab rasa penasaran aku, maupun teman-teman. (kok aku PD banget ya temen-temen bakalan nyari jawabannya di postinganku ini? 😅 padahal tulisan lain jauh lebih baik daripada punyaku, tapi nggak apa-apa sih, aku menulis bukan hanya untuk memuaskan aku sendiri kok, siapa tahu bermanfaat buat yang baca 😊)

See you next post! 😉
Share:

4 komentar:

  1. apa jalan yg akan kupilih.

    3 tahun yg lalu saya mengambil pilihan yg amat bodoh. hanya karena mafsu yg begitu membuncah membuat saya harus terjebak selama 3 tahun dalam kegelapan.

    kita sy mulai menata kembali kehidupan saya ,meskipun sebenarnya sudah terlambat tp paling tidak ada peluang untuk menjadi lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas, saya juga pernah ngalamin itu. Setiap pilihan punya konsekuensinya masing-masing kok, jadi apapun itu tetep harus dihadapi, kalo ternyata keputusannya justru membuat kita terjebak, berarti ada yang harus diperbaiki. Hehe...
      Terima kasih sudah mampir mas :)

      Hapus
  2. Mending bingung sekarang deh daripada baru sadar bingung pas tua. Jangan sampai. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener juga sih :D Tapi emang beda beda tiap orang. Nggak selalu umur 20 tahun, tapi kalo aku sih ngepas, hehe...
      Terima kasih sudah mampir mbak :)

      Hapus