Rabu, 30 November 2022

Jurnal November: Menjadi Tangguh

Bulan November ini belajar banyak untuk mengatur jeda.

Jurnal November: Menjadi Tangguh
Halo, kembali lagi di jurnal November. Jurnal refleksi setiap tanggal 30 setiap bulannya.. jadi apa saja yang terjadi di bulan November ini?

Menjalani bulan November dengan tidak bersemangat setelah menjalani bulan Oktober dengan penuh semangat namun ternyata nggak sesuai sama hasil yang diterima. Kecewa? Yah, sedikit kecewa tapi yasudah tetap dijalani sebagaimana mestinya saja..

Bulan November ini belajar banyak untuk mengatur jeda. Setelah bulan-bulan lalu aku terus menerus bekerja tanpa mengambil cuti, di bulan November ini aku memberanikan diri untuk mengambil cuti. Padahal target pekerjaanku belum tercapai, tapi aku sangat membutuhkan jeda dari pekerjaan-pekerjaanku. Terlebih lagi, satu minggu sebelum cuti aku sempat mengalami sakit. Badanku drop karena kecapekan dan cuaca yang tidak menentu. Akhirnya, aku mengambil cuti selama dua hari. Hari pertama cuti aku habiskan untuk berada di rumah. Hari kedua cuti aku habiskan diluar rumah. Imbang.

Mungkin ini juga yang menjadi titik kumpulan capek yang aku rasakan dari bulan lalu. Bulan lalu hampir setiap minggu aku mempunyai acara, sebenarnya sama juga sih di bulan ini juga begitu, tapi ternyata bulan ini cukup parah karena aku sempat sakit dua kali. Yah, namanya juga hidup emang nggak bisa produktif terus, ada saatnya sakit juga :’)

Ohya, tidak kalah penting ketika bulan ini aku menemukan blog lamaku. Blog yang pernah aku isi tulisan tahun 2013an itu sekitar aku kelas 3 SMP. Blog yang penuh tulisan puisi dan beberapa sajak, entah apa yang membuatku menulisnya dulu. Aku sudah lupa momennya, tapi aku tidak lupa tulisan-tulisannya! 🤣

Membaca blog lamaku membuatku kembali ke masa-masa itu, dimana aku banyak menuliskan tulisan-tulisan absurd di blog. Kalau sekarang aku sudah bisa bercerita dengan leluasa di blog, kalau dulu tidak. Aku selalu takut ada orang lain yang akan membaca tulisanku, meskipun aku juga pernah ketauan sih lalu jadi bahan ejekan, tapi yaudahlah.. mungkin mereka sekarang sudah lupa 😊 *positif thinking banget*

Apapun itu terserah. Aku sudah tidak mau memikirkan orang lain yang mengejek diriku, biarkan aja. Buang-buang waktu dan tenaga untuk menanggapi hal-hal yang semestinya tidak aku tanggapi. Biarkan mereka mengejek, toh aku juga sudah tidak berhubungan baik dengan mereka. Aku cuma sebatas teman sekolah yang tidak terlalu akrab. Mereka tidak tahu bagaimana hidupku dan bagaimana aku menjalani hariku. Aku sekarang sudah dipertemukan dengan orang-orang baru yang jauh lebih bisa menghargai diriku ketimbang mereka. Jadi? Aku tidak perlu malu ketika mereka mengejekku atau menjadikan tulisan lamaku menjadi candaan, yaudahlah biarin aja, toh mereka akan lupa dengan sendirinya. Kalau ternyata mereka nggak melupakannya, yasudah itu menjadi masalah mereka. Buat apa mengingat-ingat tulisanku sebagai bahan candaan atau ejekan? Kurang kerjaan banget sih mereka!

Bulan November ini juga akhirnya aku menulis review buku.. akhirnya setelah sekian lama nggak menulis review buku. Berawal dari insecure dengan dunia perempuan, jadi aku memutuskan untuk membaca buku The Alpha Girl’s Guide karya Henry Manampiring (klik link untuk membaca review bukunya). Waktu itu aku memutuskan untuk membaca buku ini untuk mengatasi insecure sebagai orang yang bisa mengerjakan segala sesuatu sendiri. Aku tidak pede dengan diriku sendiri yang bisa mengerjakannya, karena aku merasa diriku terlalu mandiri. Tapi di buku The Alpha Girl’s Guide juga aku belajar banyak kok mengenai seorang Alpha Girl dan kehidupannya. Cewek tangguh yang nggak hanya tangguh, tapi juga pintar. Pede dengan segala kemampuannya. Punya privilege yang dimanfaatkan dengan tepat. Setelah membaca bukunya, aku jadi lebih pede sama kemampuanku, aku terus bilang ke diriku sendiri kalau aku bisa mengerjakan segala sesuatu sendirian, aku tegas pada prinsipku, aku keras terhadap apa yang ingin aku capai, dan aku nggak membiarkan orang lain menjatuhkan aku. Nggak mau!

Orang bilang aku adalah orang yang galak. Orang lain bilang aku adalah orang yang sabar. Aku bilang bahwa aku bisa keduanya. Aku bisa galak dan bisa sabar juga kok. Kondisional aja. Kalau memang perlu marah untuk galak, aku akan melakukannya, apalagi jika aku dituntut ini dan itu, tapi dituntut dengan seenak hati, nggak memikirkan kondisinya gimana. Sudah pasti aku akan marah-marah, tapi aku juga akan sabar kalau keadaannya memang nggak memungkinkan untuk bergerak. Diam dan sabar, lalu menentukan strategi untuk bergerak kembali. That’s me now!

Sampai sekarang masih terus belajar untuk mengendalikan emosi, karena ternyata tidak mudah dilalui ya. Dulu aku bisa terus menerus sabar, kalau sekarang sudah tidak bisa, karena lama kelamaan orang jadi semau mereka, akunya jadi capek sendiri. So, emang benar nih harus banyak belajar untuk bodo amat terhadap hal-hal yang tidak perlu diperhatikan, fokus sama hal-hal yang perlu aja. Kadang semua hal terlihat penting, padahal tidak juga kok. Ada yang perlu diselesaikan segera, ada juga yang bisa diselesaikan nanti. Apapun itu.. pintar memilih dan memilih urusan yang penting itu perlu. Biar nggak buang-buang waktu!

Jadi, besok bulan Desember, apa kabar resolusi? Apakah sudah terpenuhi?

~

Yogyakarta, 30 November 2022
Share:

0 komentar:

Posting Komentar