Rabu, 31 Agustus 2022

Perjalanan Menuju Dua Empat (Part 2)

Setiap pertanyaan itu ada jawabannya. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan hanya waktu. Ya, ini hanya masalah waktu.
Perjalanan Menuju Dua Empat

Hai! Berjumpa lagi dengan tulisan ini..

Tulisan yang membuatku ingat bahwa sudah satu bulan lebih aku memasuki usia dua empat. Bagaimana rasanya? Rasanya tidak terduga sekali..

Aku sendiri tidak pernah menyangka akan sejauh ini, hampir seperempat abad aku ada di dunia ini dan banyak sekali lika-liku kehidupan yang sudah aku lalui. Ada fase dimana aku bersemangat untuk menyambut bertambahnya usia, namun ada juga fase dimana aku menjadi sangat khawatir untuk menyambut bertambahnya usia. Fase-fase yang saat ini terkenal dengan sebutan quarter life crisis

Aku pernah bercerita bahwa menjelang usia dua puluh tahun, aku juga pernah mengalami hal ini. Fase dimana aku merasa gamang dengan hidupku sendiri, bahkan sampai fase quarter life crisis ini pun aku masih merasa gamang atas kehidupanku sendiri. Kalau dulu aku sangat takut dan khawatir dengan kehidupanku kedepan, sekarang aku semakin ingin belajar banyak dari rasa takut dan kekhawatiran itu. Aku hanya tidak ingin rasa takut dan kekhawatiranku itu membuatku menjadi manusia yang tidak bertumbuh lebih baik dari sebelumnya. ‘Lalu untuk apa aku hidup?’, pertanyaan yang sering kutanyakan kepada diriku sendiri ketika aku merasa lelah dengan segala hal yang sedang aku hadapi, pertanyaan yang sekaligus menjadi pengingat untuk diriku.

Sampai di usia dua empat ini, aku masih bertanya-tanya tentang kebermanfaatan diriku ada di dunia ini. Rasanya seperti aku masih terus merasa kurang bermanfaat. Perasaan yang mana jika dilihat dari sisi positif membuatku ingin bergerak untuk menebarkan manfaat sebagai manusia, namun jika dilihat dari sisi negatif perasaan itu membuatku merasa tidak berharga. Sampai pada satu titik, aku terus menerus mengucapkan kalimat afirmasi positif terhadap diriku bahwa aku ada dan aku bermanfaat.

Aku hanya sedang dalam persimpangan jalan. Tidak tau harus memilih jalan yang mana. Melupa akan tujuan. Tidak tau harus bagaimana aku melangkah. Semakin hari semakin membuat kepalaku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku ingin segera menemukan jawabannya. Padahal aku juga mengerti bahwa setiap pertanyaan itu ada jawabannya. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan hanya waktu. Ya, ini hanya masalah waktu.

Sudah dua empat tahun, apalagi yang dicari kalau bukan ketenangan dan kedamaian hidup?. Walaupun akhir-akhir ini aku sedang insecure dengan teman-temanku yang baru saja lulus S2 dan aku juga insecure dengan teman-temanku yang sudah menikah. Aku tidak mau rasa insecure itu membuatku melupa pada mimpi-mimpi yang ingin aku wujudkan. Aku tau bahwa setiap orang mempunyai mimpinya masing-masing, jadi daripada aku insecure lebih baik aku fokus untuk mewujudkan mimpiku sendiri.

Pada satu waktu aku pernah bertanya: ‘teman-temanku sudah lulus S2, sedangkan aku masih begini-begini saja’ atau ‘teman-temanku sudah menemukan seseorang yang tepat, sedangkan aku masih sendirian’. Namun, ketika aku ingat-ingat kembali setiap orang itu mempunyai titik permulaan yang berbeda. Ada yang terlahir dari keluarga dengan privilege tertentu sehingga membuatnya tidak perlu insecure seperti yang aku rasakan. Ada juga yang terlahir dari keluarga yang tidak mempunyai privilege tertentu sehingga dia harus mengusahakannya sendiri seperti yang aku alami. Tidak perlu dibandingkan, hanya perlu mengerti bahwa setiap manusia mempunyai ujian dan cobaannya masing-masing.

Perjalanan menuju dua empat memang sangat berliku, namun dari pertanyaan-pertanyaan yang kupertanyakan, aku juga berusaha menjawabnya satu per satu. Ketika aku berselancar di mesin pencarian, aku menemukan beberapa kutipan dan setidaknya kutipan-kutipan ini membuatku merasa tenang dan lebih baik:

  1. Normal untuk merasa insecure
    Kamu akan berjuang, akan meragukan diri sendiri, dan akan merasa sepenuhnya enggak siap untuk melakukan sesuatu. Itu adalah perasaan yang normal. Setiap orang memiliki perasaan itu. 
  2. Segala sesuatu yang membuatmu merasa insecure adalah peluang untuk berkembang
    Segala sesuatu yang ingin kamu sembunyikan tentang dirimu di usia dua puluhan mengungkapkan kekuatan tersembunyi yang bisa kamu pilih untuk dikembangkan. Luangkan lebih banyak waktu untuk mencoba mengenal dirimu sendiri. 
  3. Memiliki semua jawaban, berarti kamu telah mengajukan pertanyaan yang salah
  4. Belum terlambat untuk memulai kembali
  5. Kamu sudah punya semua jawaban yang kamu butuhkan
    Ada bagian dari dirimu yang selalu tahu persis apa yang kamu butuhkan, bagaimana mendapatkannya, dan bagaimana untuk terus berkembang. Kamu hanya harus cukup berani untuk mendengarkannya. Jika kamu bisa melakukannya, kamu akan dapat menjalani kehidupan yang bernilai di usia berapa pun.

Membaca kutipan-kutipan di atas mampu mengobati rasa insecure-ku meski hanya sementara waktu. Namun, aku tidak perlu risau. Jawaban dari semua pertanyaanku akan tiba pada waktunya. Aku hanya perlu menjalani apa yang sedang aku jalani saat ini. Di samping itu, aku juga hanya perlu bersiap untuk menyambut berbagai hal di depan nanti.

Terakhir, aku tidak lupa ingin mengucap terima kasih kepada diriku sendiri. Terima kasih dari banyaknya ujian dan cobaan sampai di titik ini, aku masih mau bertahan. Terima kasih dari banyaknya halangan dan rintangan, aku masih mau menghadapinya. Tidak ada yang menjamin akan baik-baik saja di depan nanti, tapi setidaknya aku masih mempunyai tekad untuk menjalani lika-liku hidup ini.


لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

Laa haula wala quwwata illa billah

Tidak ada daya dan tidak pula kekuatan kecuali karena Allah


Sumber:

https://kumparan.com/millennial/24-pengingat-yang-perlu-didengar-di-usia-24-tahun-1xLpDwPNlzI/full

Share:

0 komentar:

Posting Komentar