Aku enggan berkata jika aku membutuhkannya. Ada dinding
pembatas diantara aku dan dia. Tidak hanya itu, aku
tidak ingin menjadikan dia pusat semestaku. Aku ingin
bebas sebagaimana mestinya diriku seperti biasa.
Aku lemah, tetapi aku juga egois. Membiarkannya menebak
bukan menjadi inginku. Bukan juga menjadi maksudku agar dia mengetahui.
Sesungguhnya aku lebih suka berkata yang sejujurnya, aku akan bilang
apa adanya. Tidak aku tutup-tutupi. Bahwa aku memang membutuhkannya.
Namun kenyataan lebih dari sekadar perasaan yang aku rasakan. Perasaan
lebih mendalam. Memasuki lorong-lorong hati yang senyap. Menyentuh
intinya. Berat. Memilih untuk mengatakan atau memilih untuk membiarkan.
Yogyakarta, 15 September 2019
----------------------------------------------------------------------------------------
dia dengan perasaan yang entah bagaimana. Aku berkali-kali meyakinkan diri bahwa ada saatnya,
ada waktunya. Semoga suatu saat itu, suatu waktu nanti.. aku banyak berharap:
semoga tidak terlambat!
Update: Yogyakarta, 29 Mei 2022
0 komentar:
Posting Komentar