Kamis, 17 Maret 2022

[REVIEW BUKU]: Ikhlas Paling Serius - Mendewasakan Diri Dengan Melepaskan

"Pada akhirnya, ikhlas itu berkaitan dengan jarakmu dan Tuhan. Semakin dekat seseorang dengan pencipta-Nya, maka semakin mudah Dia menerima segala ketetapan-Nya."

Buku Ikhlas Paling Serius
Judul Buku : Ikhlas Paling Serius
Penulis : Fajar Sulaiman
Penerbit : mediakita
Tebal Buku : 168 halaman
Terbit : Cetakan ketiga, 2021
ISBN : 978-979-794-626-5
IDR : 65.000

SINOPSIS

Terkadang ada hal yang tidak bisa kita paksakan untuk dipertahankan atau dimiliki. Dia dihadirkan di hidupmu bisa jadi hanya untuk menguji seberapa gigih kamu berjuang, dan seberapa lapang hatimu untuk merelakan. Karena percayalah, bahwa Tuhan lebih mencintaimu daripada dia yang kamu cintai.

Pada akhirnya, aku pun hanya perlu terbiasa tanpa kehadiranmu. Hingga tiba hari ketika aku terbiasa dan hatiku membaik. Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk memperjuangkan seseorang. Dan, kau juga yang mengajariku cara untuk tahu; kapan waktu yang paling tepat untuk aku harus benar-benar menyerah.

Dengan penuh kelapangan hati aku melepasmu. Mengikhlaskanmu.


REVIEW

Diingatkan lagi dengan kata "ikhlas". Satu kata yang maknanya sangat dalam dan melakukannya pun sulit. Pernah nggak mengikhlaskan sesuatu? Pasti pernah. Tapi, pernah nggak mengikhlaskan sesuatu tanpa mengungkitnya kembali? Pasti jarang. Di beberapa bagian hidup kita, pasti pernah mengungkitnya kembali. 

Pertama kali melihat judul buku ini membuatku merasa, "kok kayak judul lagu?" (baca: amin paling serius). Tapi ini bukan lagu, ini sebuah buku. Aku menghabiskan waktu 3 jam untuk membaca keseluruhan buku ini dan merasa campur aduk setelah membacanya. Benar-benar aku jadi ingat dengan “mengikhlaskan” segala sesuatu hal. Huft, berattt berattt..

◐◐◐◐◐

Buku Ikhlas Paling Serius ini bercerita tentang tiga tahap yaitu melupakan, mengikhlaskan, dan menemukan. Setiap tahap ini sebagai proses bagaimana seorang tokoh ‘aku’ untuk mengikhlaskan tokoh ‘kamu’ yang sedang diperjuangkannya, namun harus berhenti diperjuangkan dan diikhlaskan. Rasanya seperti sedang membaca kisah sendiri, eh..

Pada tahap “Melupakan” ada satu sajak yang aku suka:

Bagi dia yang pandai menyikapi hati,
melupakan hanyalah perkara yang mudah.
Sebab, dia tahu mencintai––memang tidak harus
dicintai kembali.

Seperti senja yang tak pernah kecewa ketika
cahayanya terhalangi kabut tebal di sore hari.
Ia tetap terjaga sekalipun tak saling bertatap.
Karena ia paham, hal yang membuatnya bahagia
bukanlah ketika ia mendapatkan sesuatu yang ia
inginkan. Melainkan ketika ia mampu
memastikan bahwa Sore tanpanya,
baik-baik saja.

Sajak ini membuatku merasa bahwa seseorang itu tidak mudah untuk melupakan orang yang dia sayangi, namun dia harus yakin kalau seseorang yang dia sayangi itu akan baik-baik saja walaupun sudah tidak bersamanya. Sewaktu membacanya kayak ini tahap yang nggak mudah soalnya melepaskan seseorang itu berat lho, tapi jika itu keputusan yang terbaik untuk keduanya.. ya mau bagaimana lagi? 

Di tahap kedua, tahap “Mengikhlaskan”, aku palingmenyukai sajak ini:

Maaf atas–––
Keterbatasanku dalam berjuang,
Kekuranganku dalam berdoa,
Dan ketidakmampuanku melupakanmu.

Jika bukan aku takdirmu,
ada yang lebih pantas mendampingimu,
Ada yang lebih hebat mendoakanmu,
Pun lebih gigih memperjuangkanmu.

Waktu membaca bagian ini, jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Rasanya kayak.. ya Allah padahal waktu-waktu mujarab untuk mendoakannya alias menikungnya di sepertiga malam wkwk. Nggak ding, bercanda saja kok. Aku percaya bahwa apapun takdirku tidak akan melewatkanku. Cielah~

Sedangkan di tahap terakhir, tahap “Menemukan”, aku sangat suka dengan sajak ini:

Kelak akan ada hati yang dengannya, kau bahagia.
Dan ketika bersamanya, kau tidak takut dengan jutaan
kata tentang ancaman patah hati.
Jika dengannya rindumu tersampaikan dengan merdu,
Dan ketika bersamanya kau tak akan berhenti untuk
berucap syukur, selamat kau telah dipertemukan
oleh-Nya.

Karena kesederhanaannya, bahagia ialah ketika kau
menemukan hati yang bersamanya, kau selalu
Merasa cukup.

Tahap ini terakhir ini membuatku merasa lebih baik, karena aku ditenangkan dengan kata “cukup”. Hiyaaa, kok love language-nya jadi word of affirmation gini sih? hahaha. Setiap tahap yang aku ikuti di buku Ikhlas Paling Serius ini membawa proses pendewasaan perasaan buatku, dari yang awalnya berat untuk melepaskan sampai akhirnya bisa ditahap mengikhlaskan, dan berjalan kembali untuk menemukan harapan di depan nanti.

◐◐◐◐◐

Buku Ikhlas Paling Serius ini berisi tulisan pendek berupa kutipan dari instagram, lalu tulisan lainnya berupa sajak pendek. Proses membacanya pun cukup cepat, karena tulisannya yang pendek. Selain itu, tulisannya pun mudah dipahami. Meski perenungannya sangat sulit–––iya, pasti butuh merenungkan kutipannya dan bertanya pada diri sendiri: apakah kita sudah benar-benar mengikhlaskan atau belum 🙈.

Aku menyukai buku ini karena pesan-pesan didalamnya membuatku merasa tenang. Ah, tetiba aku teringat perkataan seseorang, "ikhlas itu perjalanan panjang, tapi bukan berarti membiasakan diri untuk ikhlas itu tidak bisa". Hai kamu, apakah kamu membaca tulisan ini? Kata-katamu waktu itu masih aku ingat lho.. aku pinjam kata-katanya ya?

Stop!!! Kok jadi mengenang masa lalu ya? Huft. Keseluruhan buku ini aku suka, baik tulisannya maupun gambarnya. Nuansa hitam dan putih di buku ini mewakili tulisannya dan perasaan saat membacanya. Aku suka sama ilustrasinya dan juga warna buku ini, karena nuansa hitam dan putih itu menambah perasaan untuk menghayati buku Ikhlas Paling Serius ini benar-benar serius. Serius bikin mengorek masa lalu dan flashback.. huhu monangis 😭

Secara keseluruhan, aku menyukai buku ini yang membawa pesan-pesan untukku bisa berdamai dengan masa lalu. Iya, ikhlas itu berat. Tapi bukan berarti tidak bisa. Bisa kok, asal kita benar-benar serius untuk ikhlas. Taruhlah suatu hal yang ingin kamu ikhlaskan itu di suatu tempat yang sunyi. Lupakan aja, nanti juga ikhlas kok. Hilih, ngomong gini gampang, pas ngejalanin ya susah woi *ditabok warganet*

Aku memberikan 3,5 bintang untuk buku Ikhlas Paling Serius ini. Aku juga mau merekomendasikan buku ini buat teman-teman yang ingin sedikit flashback dengan masa lalunya atau buat teman-teman yang pengen berdamai dengan masa lalunya. Serius kalian harus coba baca buku ini biar merasakan bagaimana proses pendewasaan dengan “mengikhlaskan” sesuatu secara bertahap.

Terima kasih sudah membaca review buku Ikhlas Paling Serius ini ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya! 😊

KUTIPAN TERBAIK

Sesuatu yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, dan sesuatu yang bukan milikmu, sekeras apa pun usahamu mengejar, dia akan selalu menghindar.” – halaman 68

Share:

0 komentar:

Posting Komentar