Minggu, 05 Desember 2021

November Muhasabah

Hai hai!!! 😊👋

Sudah bulan Desember aja nih. Sudah akhir tahun, ya? Bagaimana tahun 2021? Apakah menyenangkan ataukah biasa saja? Sudah pasti banyak rasanya yaaa..

Bulan November ini Alhamdulillah baik-baik saja. Tidak membuatku stres, tapi juga tidak terlalu membuatku senang. Biasa saja. Kecuali satu kejadian langka yang masih aku ingat sampai detik ini.

Iya, aku sempat marah dengan rekan kerjaku saat ini. Marahku bermula ketika rekan kerjaku bertanya website tidak bisa dibuka karena masalah jaringan. Seperti biasanya, aku menjawab dengan menyarankan untuk mengganti sambungan wi-Fi atau me-restart laptopnya. Dan, seperti biasanya juga, jawaban dari rekan kerjaku itu cenderung menjawab dengan nada cukup tinggi (baca: nge-gas). Itu tidak pertama kalinya aku mendapat jawaban yang sama. Rasanya aku sebal dan kesal sekali waktu itu, posisinya dia bertanya dan aku menjawab serta memberi petunjuk apa yang seharusnya dia lakukan, tapi jawabannya itu justru tidak mengenakkan hatiku. Entah waktu itu aku yang sedang baper atau bagaimana, tapi sebelum kejadian itu juga sudah sebal sekali. Akhirnya waktu itu aku benar-benar marah dan aku lebih memilih diam. Aku takut kalau aku berbicara dan akhirnya jadi meledak-ledak. Jujur, aku nggak mau menyakiti orang sekitarku dan aku juga nggak mau menampakkan amarahku. Jadi kalau aku sedang ingin marah, aku mencoba mengalihkannya dengan memilih berdiam diri.

Terhitung sejak Jum’at sore aku diam, sampai akhirnya malam hari setelah bekerja itu rekan kerjaku mengirim pesan di WA dan meminta maaf. Aku saat itu nggak bisa bilang “nggak apa-apa”, karena memang itu tidak bisa dikatakan “tidak apa-apa”. Dalam artian tindakan yang dilakukannya maupun perasaanku itu sama-sama “ada apa-apa”. Aku juga salah sudah mendiamkan semua orang selain dia, padahal orang lain itu tidak salah. Akhirnya malam itu aku memberikan jawaban untuk membicarakannya besok secara baik-baik.

Aku orangnya nggak pernah marah kalau orang lain nggak keterlaluan kok. Kalau keterlaluan ya selama masih bisa ditegur, aku akan tegur. Kalau emang nggak terjangkau untuk ditegur, aku diamkan saja dan memilih untuk tidak berurusan dengan orang tersebut.

Paginya aku masih diam, karena aku takut kalau permasalahannya dibahas sewaktu pagi itu malah bikin mood kerja jadi nggak baik. Baru setelah selesai kerja, aku meminta maaf dan membahas dengan rekan kerjaku. Rekan kerjaku bilang kalau dia salah lebih baik ditegur langsung saja, sedangkan aku tidak bisa menegur langsung karena aku takut justru marah yang keluar dari mulutku bukan teguran. Ya intinya itu menjadi koreksi bersama saja. Aku juga salah karena mendiamkan semua orang. Dia juga salah karena menjawab dengan nada cukup tinggi (baca: nge-gas). Sama-sama salah. Sama-sama mengakui. Sama-sama berbenah. The end.

Itu yang membekas dari bulan November kemarin. Selebihnya ya biasa-biasa saja. Aku nggak tau dengan diriku sendiri yang mudah kesal atau mudah marah akhir-akhir ini, apakah ini faktor perubahan hormon ataukah aku sedang stres dan pelampiasanku dengan marah-marah? Aku tidak bisa mengetahui pastinya. Tapi dari kejadian satu itu, aku belajar banyak.

Belajar untuk mengendalikan amarah. Belajar untuk meredam ego. Belajar untuk dikoreksi dan mengoreksi. Belajar untuk mendiskusikan permasalahan. Belajar untuk mencari jalan keluar bersama. Alhamdulillah.. dengan begini rasa nggak enak dalam hati bisa terobati. 

Terima kasih November dan cerita pelajarannya kemarin. Aku sangat bersyukur mendapatkannya. Sekarang, Desember sedang berjalan.. akan ada cerita apa di bulan ini? Aku harap berjalan dengan menyenangkan. Iya, aku selalu berharap mengakhiri tahun dengan perasaan menyenangkan. Semoga, ya! ☺

Bye, November. Hello, December! 😊✨

Share:

0 komentar:

Posting Komentar