Senin, 14 Januari 2019

Hello 2019

Selamat sore, teman-teman semuanya! πŸ˜‰

Halo, sudah lama tidak menulis di blog ini. Rasanya untuk bisa konsisten itu susah sekali. Harus membiasakan diri untuk bisa menulis disela-sela kesibukan yang melanda. 

Aduh, kok aku jadi puitis begini, ya? Oiya, selamat datang di tahun 2019. Sudah setengah bulan, tetapi saya baru hadir disini. Baiklah, tidak apa-apa. Jujur, kalau boleh cerita, saya pengen cerita.

Sebenarnya, saat ini saya sedang konsisten menulis di instagram untuk program 30 Hari Bercerita, yang mau tahu cerita saya, bisa cek IG saya: @wardhinaaa. Sebenarnya kenapa sih saya mau ikutan menulis di instagram, karena saya merasa itu bisa buat saya menuliskan ide-ide setiap harinya. Walaupun hanya sebatas caption instagram. Awalnya memang ragu, tetapi akhirnya saya lakukan juga. Semoga saja hasilnya saya tetap konsisten menulis selama 30 hari. Sekaligus saya latihan untuk tetap konsisten nulis di blog! Hehe.

Nah, sebelum kita berjalan di tahun ini, terlebih dahulu aku ingin bersyukur. Alhamdulillah, tahun 2018 aku sudah dipertemukan fokus pembahasan blog. Biasanya disebut niche blog. Tetapi sebenarnya saya juga agak ragu untuk terus membahas tentang satu hal, jadi sementara.. blog ini isinya tetap macam-macam. Bisa tentang buku-buku atau sharing-sharing. Semoga saja kalian tetap betah untuk membaca. Aamiin. 😊

Kali ini saya ingin membahas tentang buku-buku yang menjadi teman saya dalam 365 hari yang lalu alias tahun lalu, wkwk. #garing
  1. Tentang Kamu
    Novel karya Tere Liye ini sudah aku baca pada tahun 2017. Tetapi, karena ceritanya sangat menyentuh untukku. Jadi, aku membaca ulang pada tahun 2018. Emang pada dasarnya aku suka mengulang-ulang untuk membaca sih, hehe. Review-nya sudah pernah aku bahas disini: Tentang Kamu - Tere Liye.

  2. Pulang
    Kalau yang ini asli baru tahun 2018 saya baca dan langsung terpikat. Harus aku akui bahwa novel ini juga menyentuh buat saya. Ah, novel karya Tere Liye memang begitu dekat dengan kehidupan. Saya belum me-review novel ini. Semoga saja tahun ini saya bisa me-review. Doakan, ya.

  3. Bertumbuh
    Nah, yang ini jangan ditanyakan lagi. Salah satu buku yang berpengaruh di tahun 2018 adalah buku ini. Buku yang mampu meredam segala gejolak yang timbul dari diriku sendiri. Tahun 2018 adalah tahun pertama saya menginjak usia kepala dua. Sekaligus tahun pertama dimana saya merasa gelisah terhadap hidup. Review-nya menyusul. Tetapi kalau di instagram, saya sudah sedikit me-review.

  4. Kukila
    Sebenarnya saya tertarik membaca buku karya Aan Mansyur sudah lama. Baru beberapa bulan yang lalu saya diberi kesempatan untuk meminjam milik salah seorang teman. Buku kumpulan cerpen yang ternyata menjadi favorit buat saya. Saya belum memilikinya, mau kasih saya? Boleh! πŸ˜…Review buku Kukila sudah ada di blog saya, bisa cek disini: Kukila - M. Aan Mansyur.

  5. Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati
    Berawal dari ketidaksengajaan meminjam buku dari salah seorang teman. Lebih tepatnya, dipinjami, hehehe. Waktu itu dia tahu kalau saya suka menulis, akhirnya dia merekomendasikan buku ini. Saya baca dan saya kagum. Setidaknya saya punya kutipan yang saya simpan untuk diri saya sendiri. Ohiya, review-nya sudah ada di blog ini, cek aja: Sila Ke-6.
Beberapa buku tersebut mewakili beberapa buku lainnya yang tidak semuanya saya review. Saya hanya membacanya saja, hehehe. Sekian untuk perjumpaan kita sore ini. Nanti kita berjumpa di postingan selanjutnya, ya! πŸ˜‰
Share:

4 komentar:

  1. Haloo berjumpa lagi kita. Kayaknya aku belum baca semuanya deh, hihihi. Apakah ada yang bersedia meminjamkan? xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak, akhirnya aku ngeblog lagi setelah sekian lama menghilang :D Duh, apa kita perlu tukaran buku?

      Hapus
  2. Wah seru ya sepertinya punya koleksi buku novel favorit :) saya sendiri sudah lama gak baca novel ada kali lima tahunan terakhir baca lupa judulnya penulisnya orang luar yang bikin aku selalu termehek-mehek selsai baca haha.. sisanya saya lebih suka baca buku anak, karena emang stok buat dongeng ke anak hehe..
    Jadi penasaran sama buku Tere Liye asli belum pernah baca tapi sering baca review-nya yg menyentuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak, sebagian ada yang pinjam, sebagian ada yang punya mbak :D Tapi lebih banyak pinjam sih, soalnya wira-wiri ke perpustakaan, hehe. Baca mbak, karyanya Tere Liye itu deket banget sama kehidupan kita lho. :) Wah, sepertinya ku harus belajar baca novel karya orang luar juga nih, kayaknya seru!!! Hihi xD

      Hapus