Sabtu, 09 April 2016

Ujian Nasional VS Ujian Hidup

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat malam, tanpa hujan. Beberapa ini tidak dapat ku nikmati rintik airmu. Mengapa kau tak datang? Apa sudah saatnya kau pergi dan berganti musim? Lantas, siapa yang akan menggantikanmu nanti? Embun-kah?

Dear, hujan. Realitas kehidupanku dimulai. Sebenarnya, selama ini memang kita dalam dunia yang realistis, tapi kali ini kita harus lebih realistis. Memutar otak untuk mencari diri kita sendiri. Mau jadi apa kita? Mau seperti apa kita? Mau bagaimana kita? Dan mau yang lain yang harus kita lakukan. Selama ini, mau itu hanya sekedar keinginan atau harapan dalam diri. Tapi kali ini, mau itu harus diwujudkan.

Dear, perahu kertas. I'll find my stream. Lulus dan cari penghidupanku sendiri. Nggak sendiri sih, kan ada saudari sesama muslim juga. Tapi tetap saja. Hidup kita yang jalani. Kita yang ambil action. Kita yang terima resiko. Orang lain hanya memberi masukan, sesekali mengomentari. Layaknya tidak ada kerjaan!

Ujian Nasional baru saja selesai kemarin, alhamdulillah. Sukses. Dan dalam waktu kurang lebih satu bulan, akan jadi pengangguran atau sudah punya pekerjaan? Semoga saja cepat dapat pekerjaan. Ujian Hidup? Ya beda tipis sama Ujian Nasional, bedanya Ujian Nasional itu pelajaran dulu baru bisa Ujian Nasional, sementara Ujian Hidup itu dapat Ujian Hidup dulu baru bisa dapat pelajaran.


Take action. And yes! I WILL. Aku siap menghadapi dunia. Diumurku yang memasuki 18 tahun ini, aku akan membuat perubahan. Tidak lagi menengok masa lalu. Sekali menengok hanya untuk mengambil pelajaran. Bukan mengulanginya lagi. I WILL! Dan segala kesakitan yang selama ini ku rasakan. Hhh, aku akan merebahkanmu sejenak. Istirahat baik-baik ya. Terima kasih penyadarannya. Aku tahu bagaimana harus bertindak.

Sebelumnya, lama aku terdiam dan merenungi apa yang harus ku lakukan. Bagaimana aku harus bergerak? Hhh, dan semua itu hanya melelahkan dalam pikiran. Mengapa? Karena kita tidak mencoba menggantungkan harapan dan segala tindakan dengan Dia. Barangkali manusia itu membuat kesalahan ataupun merasa dirinya mampu. Hmm, disitulah letak ketidaksadaran manusia. Termasuk aku. Astagfirullah. Kembali pada Dia, yang akan memberi jalan sampai akhir nanti. OK, I WILL!!

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar